Menikmati Salju di Turki
Bagi orang Indonesia, salju adalah sesuatu yang waw... Tidak lain adalah di Indonesia tidak ada yang namanya musim dingin alias tidak ada salju. Rasa penasaran itu pun semakin menjadi saja ketika melihat di televisi, mirip tepung atau kapas namun terlihat indah di gambarnya.
Di Turki salju turun tiap musim dingin sebagaimana negara-negara empat musim lainnya. Namun konon tidak semua daerah di Turki ada hujan salju tiap musim dingin. Kebetulan kota Konya yang saya tinggali setiap tahun ada hujan salju. Jadi tidak hanya kebagian dingin saja, juga kebagian salju. Saat pertamakali tiba disini, konon musim salju waktu itu adalah yang terlebat dan paling tebal sepanjang beberapa tahun yang lalu. Sampai satu hari pernah ada badai salju hingga setelahnya menyisakan salju yang mencapai ketebalan lutut.
Namun dibalik indahnya salju, juga ada ketidakindahan yang tak bisa dirasakan hanya dengan melihat foto-fotonya saja. Yaitu rasa dingin yang bisa membuat tangan mati rasa. di musim dingin tahun 2016 lalu saya sampai tidak bisa keluar masuk dengan absen menggunakan jari alias finger print karena jari saya hancur karena dingin. Hancur sampai pecah dan berdarah. Terutama kalau memegang es, darah akan mengalir dari jari. Selain itu rasa dingin akan menjadikan kulit terasa kering dan gatal yang kalau digaruk terlalu keras malah menyebabkan luka. Disinilah pentingnya memakai krim pelembab selama musim dingin.
Pada saat musim dingin tersebut malam lebih lama daripada siang hari. Jadi matahari terbit sekitar jam 8 pagi dan terbenam pada jam setengah 6 sore. Ini berbalik dengan musim panas yang siangnya lebih lama daripada malam harinya. Subuh jam 4 dan pada puncaknya, maghrib pada setengah sembilan. Pada musim dingin ini yang sedikit repot adalah wudu saat mau jamaah di masjid. Kadang masjid yang tidak difasilitasi air hangat, tempat untuk wudu tidak bisa digunakan karena airnya beku. Otomatis harus cari tempat wudu di tempat-tempat yang menyediakan toilet gratis/