Contoh Pidato Tentang Iman, Islam, dan Ihsan
Halo semuanya assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Kali ini saya memposting tentang Contoh Pidato Tentang Iman, Islam, dan Ihsan.
Contoh pidato ini bisa anda gunakan untuk berpidato pada acara di sekolah, masyarakat, masjid atau di pondok pesantren dan juga bisa ditambahi dengan materi kreasi sendiri.
Hadirin-hadirat yang dirahmati Allah SWT.
Marilah kita haturkan rasa puji syukur kita kepada Allah SWT., yang telah memberi kita rahmat iman, kesehatan, dan berbagai karunia yang tidak dapat dihitung. Semoga kita kelak mendapatkan tempat disisi-Nya. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.
Shalawat beserta salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Agung, Nabi Muhammad SAW., yang telah menuntun kita untuk bagaimana menjadi hamba Allah yang benar, dan kita telah ditunjukkan kepada jalan yang lurus yaitu dinul islam. Semoga kita di hari kiamat nanti mendapatkan syafaatnya.
Hadirin-hadirat sekalian.
Rasulullah SAW., pada suatu hari saat duduk dengan para sahabat pernah didatangi oleh seseorang yang tidak dikenal siapa dirinya. Laki-laki tersebut berambut hitam dan berpakaian putih.
Para sahabat tidak ada yang tahu dari arah mana ia datang, dan tiba-tiba saja berjalan mendekat kepada Nabi. Setelah ia memosisikan diri duduk dihadapan Nabi, ia bertanya “Wahai Muhammad! Terangkanlah padaku tentang perihal islam!” Nabi SAW., pun menjawab “Islam adalah dirimu bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya, engkau mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, melaksanakan puasa ramadhan, dan melaksanakan haji jika dirimu mampu melaksanakannya.”
Mendengar jawaban Nabi tersebut, laki-laki misterius ini berkata, “Engkau benar”. Para sahabat pun menjadi bingung perihal laki-laki ini. Ia bertanya tetapi ia juga yang membenarkan.
Laki-laki ini kemudian bertanya lagi, “Kabarkanlah kepada ku tentang Iman!”. Nabi SAW., kemudian menjawab “Iman adalah engkau percaya kepada Allah, Para Malaikat-Nya, Kitab-kitabnya, Para Rasulnya, Hari Akhir, serta Qadar Allah yang baik maupun yang buruk.
Laki-laki ini pun kemudian membenarkan apa yang dikatakan oleh Nabi SAW. Lalu ia bertanya lagi “Kabarkanlah kepada ku tentang Ihsan”. Nabi pun menjawab “Ihsan adalah dirimu menyembah Allah seakan-akan engkau melihatnya dan jika dirimu tidak bisa melihat-Nya maka Allah melihat dirimu”.
Setelah Nabi menjawab pertanyaan yang ketiga ini, laki-laki itu bertanya lagi, “Kabarkan kepada ku tentang Hari kiamat”, Rasulullah SAW., pun menjawab “orang yang ditanya tidaklah lebih mengetahui daripada yang bertanya”. “Lalu beritakan kepada ku tentang tanda-tandanya”., Nabi SAW., menjawab “Jika engkau melihat seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan dada, miskin lagi pengembala domba, berlomba-lomba meninggikan bangunanya.
Setelah itu, laki-laki misterius tersebut pergi dan Rasulullah SAW., bertanya kepada ‘Umar, “Hai ‘Umar! Tahukah siapa yang bertanya (tadi)?”, ‘Umar menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu”. Nabi bersabda “Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian (untuk) mengajarkan agama kalian.
Hadirin-hadirat yang dirahmati Allah SWT.
Kita sebagai hamba Allah harus berusaha untuk selalu memperbaharui iman yang ada dalam hati kita. Iman seseorang itu terkadang bertambah dan terkadang berkurang.
Kadang kita giat dalam melaksanakan ibadah, dan terkadang kita juga malas melaksanakan ibadah. Itulah manusia, kita sebagai manusia bukanlah seperti malaikat yang ma’sum dari dosa.
Kita manusia, pasti pernah melakukan salah, akan tetapi dengan kesalahan itulah kita dapat melakukan taubat kepada Allah SWT.
Dalam cerita Nabi diatas, iman itu percaya kepada Allah, Para Malaikat-Nya, Kitab-kitabnya, Para Rasulnya, Hari Akhir, serta Qadar Allah yang baik maupun yang buruk. Makna iman disini adalah tashdiq bilqalbi, iqrar billisan, dan ‘amal bil arkan.
Artinya apa saudara-saudara sekalian? Kita sebagai umat islam, baru dikatakan beriman secara sempurna jika kita telah melaksanakan ketiga poin diatas.
Tashdiq bil qalbi, (membenarkan dengan hati), seorang muslim harus membenarkan rukun iman dengan perangkat hati. Iqrar bil lisan (mengucapkan dengan lisan) dan yang terakhir adalah ‘amal bil arkan (mengamalkan dengan perbuatan).
Ketiga poin diatas harus kita wujudkan dalam diri kita masing-masing saudara-saudara sekalian. Tidaklah pas kalau seorang beriman akan tetapi masih melaksanakan perbuatan yang dicela Allah SWT., dan Rasul-Nya. Ketiga poin tersebut harus berjalan beriringan satu sama lain.
Seseorang yang di dalam hatinya ada iman, pasti segala tindakan yang dilakukannya dengan pertimbangan iman. Ketakwaan dan ketaatan merupakan ciri-ciri orang yang beriman. Allah SWT., berfirman dalam al-Quran,
Hadirin-hadirat sekalian
Di dalam al-Quran, disebutkan banyak sekali ayat-ayat perihal ciri-ciri maupun sikap orang yang sempurna dalam beriman. Surat al-Anfal ayat 2 sampai 4 misalnya, menyebutkan tentang gambaran orang yang beriman,
Hadirin-hadirat Rakhimakumullah
Begitulah aspek-aspek tentang iman, yang mencakup percaya dalam hati, berikrar dengan lisan, dan mengamalkan dengan tindakan yang nyata.
Walaupun terlihat sangat berat, tetapi dibalik itu semua Allah SWT., telah menyediakan pahala yang nikmatnya tiada bandingannya yaitu surga yang kekal.
Seyognyanya kita semua berusaha untuk menjadi orang yang beriman dan beramal shalih untuk mendapatkan tempat terbaik disisi Allah.
Mungkin disekitar kita sekarang ini, mulai dari para pejabat dan berbagai oknum lain banyak terjadi kecurangan dalam menapak hidup.
kita janganlah mengikuti jalan yang mereka tempuh, tetapi marilah kita semua bersama-sama mewujudkan lingkungan yang beriman dimulai dari keluarga, masyarakat, yang akhirnya seluruh komponen negara sehingga terwujud Indonesia sebagai baldatun thayyibatun warabbun ghafur.
Hadirin-hadirat sekalian
Demikianlah apa yang dapat saya sampaikan dalam pidato kali ini. Jikalau ada tutur kata yang menyinggung pendengar sekalian saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga apa yang kita lalui bersama dalam acara ini dapat bermanfaat fiddini waddunya wal akhirah.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Contoh pidato ini bisa anda gunakan untuk berpidato pada acara di sekolah, masyarakat, masjid atau di pondok pesantren dan juga bisa ditambahi dengan materi kreasi sendiri.
Contoh Pidato Tentang Iman, Islam, dan Ihsan / img pixabay.com |
Contoh Pidato Tentang Iman, Islam, dan Ihsan
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
الحمد لله الذي انزل الفرقان علي عبده ليكون علي العالمين نظيرا. والصلاة والسلام علي نبينا سيدنا محمد صلي الله عليه و سلم وعلي اله و صحبه اجمعين. اما بعد.
Hadirin-hadirat yang dirahmati Allah SWT.
Marilah kita haturkan rasa puji syukur kita kepada Allah SWT., yang telah memberi kita rahmat iman, kesehatan, dan berbagai karunia yang tidak dapat dihitung. Semoga kita kelak mendapatkan tempat disisi-Nya. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.
Shalawat beserta salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Agung, Nabi Muhammad SAW., yang telah menuntun kita untuk bagaimana menjadi hamba Allah yang benar, dan kita telah ditunjukkan kepada jalan yang lurus yaitu dinul islam. Semoga kita di hari kiamat nanti mendapatkan syafaatnya.
Hadirin-hadirat sekalian.
Rasulullah SAW., pada suatu hari saat duduk dengan para sahabat pernah didatangi oleh seseorang yang tidak dikenal siapa dirinya. Laki-laki tersebut berambut hitam dan berpakaian putih.
Para sahabat tidak ada yang tahu dari arah mana ia datang, dan tiba-tiba saja berjalan mendekat kepada Nabi. Setelah ia memosisikan diri duduk dihadapan Nabi, ia bertanya “Wahai Muhammad! Terangkanlah padaku tentang perihal islam!” Nabi SAW., pun menjawab “Islam adalah dirimu bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya, engkau mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, melaksanakan puasa ramadhan, dan melaksanakan haji jika dirimu mampu melaksanakannya.”
Mendengar jawaban Nabi tersebut, laki-laki misterius ini berkata, “Engkau benar”. Para sahabat pun menjadi bingung perihal laki-laki ini. Ia bertanya tetapi ia juga yang membenarkan.
Laki-laki ini kemudian bertanya lagi, “Kabarkanlah kepada ku tentang Iman!”. Nabi SAW., kemudian menjawab “Iman adalah engkau percaya kepada Allah, Para Malaikat-Nya, Kitab-kitabnya, Para Rasulnya, Hari Akhir, serta Qadar Allah yang baik maupun yang buruk.
Laki-laki ini pun kemudian membenarkan apa yang dikatakan oleh Nabi SAW. Lalu ia bertanya lagi “Kabarkanlah kepada ku tentang Ihsan”. Nabi pun menjawab “Ihsan adalah dirimu menyembah Allah seakan-akan engkau melihatnya dan jika dirimu tidak bisa melihat-Nya maka Allah melihat dirimu”.
Setelah Nabi menjawab pertanyaan yang ketiga ini, laki-laki itu bertanya lagi, “Kabarkan kepada ku tentang Hari kiamat”, Rasulullah SAW., pun menjawab “orang yang ditanya tidaklah lebih mengetahui daripada yang bertanya”. “Lalu beritakan kepada ku tentang tanda-tandanya”., Nabi SAW., menjawab “Jika engkau melihat seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan dada, miskin lagi pengembala domba, berlomba-lomba meninggikan bangunanya.
Setelah itu, laki-laki misterius tersebut pergi dan Rasulullah SAW., bertanya kepada ‘Umar, “Hai ‘Umar! Tahukah siapa yang bertanya (tadi)?”, ‘Umar menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu”. Nabi bersabda “Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian (untuk) mengajarkan agama kalian.
Hadirin-hadirat yang dirahmati Allah SWT.
Kita sebagai hamba Allah harus berusaha untuk selalu memperbaharui iman yang ada dalam hati kita. Iman seseorang itu terkadang bertambah dan terkadang berkurang.
Kadang kita giat dalam melaksanakan ibadah, dan terkadang kita juga malas melaksanakan ibadah. Itulah manusia, kita sebagai manusia bukanlah seperti malaikat yang ma’sum dari dosa.
Kita manusia, pasti pernah melakukan salah, akan tetapi dengan kesalahan itulah kita dapat melakukan taubat kepada Allah SWT.
Dalam cerita Nabi diatas, iman itu percaya kepada Allah, Para Malaikat-Nya, Kitab-kitabnya, Para Rasulnya, Hari Akhir, serta Qadar Allah yang baik maupun yang buruk. Makna iman disini adalah tashdiq bilqalbi, iqrar billisan, dan ‘amal bil arkan.
Artinya apa saudara-saudara sekalian? Kita sebagai umat islam, baru dikatakan beriman secara sempurna jika kita telah melaksanakan ketiga poin diatas.
Tashdiq bil qalbi, (membenarkan dengan hati), seorang muslim harus membenarkan rukun iman dengan perangkat hati. Iqrar bil lisan (mengucapkan dengan lisan) dan yang terakhir adalah ‘amal bil arkan (mengamalkan dengan perbuatan).
Ketiga poin diatas harus kita wujudkan dalam diri kita masing-masing saudara-saudara sekalian. Tidaklah pas kalau seorang beriman akan tetapi masih melaksanakan perbuatan yang dicela Allah SWT., dan Rasul-Nya. Ketiga poin tersebut harus berjalan beriringan satu sama lain.
Seseorang yang di dalam hatinya ada iman, pasti segala tindakan yang dilakukannya dengan pertimbangan iman. Ketakwaan dan ketaatan merupakan ciri-ciri orang yang beriman. Allah SWT., berfirman dalam al-Quran,
إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ.
“Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. "Kami mendengar, dan Kami patuh". dan mereka Itulah orang-orang yang beruntung.” (Q.S. al-Nur ayat 51).
Hadirin-hadirat sekalian
Di dalam al-Quran, disebutkan banyak sekali ayat-ayat perihal ciri-ciri maupun sikap orang yang sempurna dalam beriman. Surat al-Anfal ayat 2 sampai 4 misalnya, menyebutkan tentang gambaran orang yang beriman,
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki (nikmat) yang mulia.” (QS. Al-Anfal 2-4).
Hadirin-hadirat Rakhimakumullah
Begitulah aspek-aspek tentang iman, yang mencakup percaya dalam hati, berikrar dengan lisan, dan mengamalkan dengan tindakan yang nyata.
Walaupun terlihat sangat berat, tetapi dibalik itu semua Allah SWT., telah menyediakan pahala yang nikmatnya tiada bandingannya yaitu surga yang kekal.
Seyognyanya kita semua berusaha untuk menjadi orang yang beriman dan beramal shalih untuk mendapatkan tempat terbaik disisi Allah.
Mungkin disekitar kita sekarang ini, mulai dari para pejabat dan berbagai oknum lain banyak terjadi kecurangan dalam menapak hidup.
kita janganlah mengikuti jalan yang mereka tempuh, tetapi marilah kita semua bersama-sama mewujudkan lingkungan yang beriman dimulai dari keluarga, masyarakat, yang akhirnya seluruh komponen negara sehingga terwujud Indonesia sebagai baldatun thayyibatun warabbun ghafur.
Hadirin-hadirat sekalian
Demikianlah apa yang dapat saya sampaikan dalam pidato kali ini. Jikalau ada tutur kata yang menyinggung pendengar sekalian saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga apa yang kita lalui bersama dalam acara ini dapat bermanfaat fiddini waddunya wal akhirah.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.