Hadis Motivasi Hidup, Kerja dan Belajar: Menyantuni Saudara Kita Yang Kurang Mampu
Artikel ini adalah bagian dari buku Membangkitkan Hidup dengan Mutiara Hadis Rasulullah Saw. Serial Motivasi Hadis Nabi.
Hadis Motivasi Hidup, Kerja dan Belajar: Menyantuni Saudara Kita Yang Kurang Mampu
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ السَّاعِي عَلَى الْأَرْمَلَةِ وَالْمِسْكِينِ كَالْمُجَاهِدِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَوْ الْقَائِمِ اللَّيْلَ الصَّائِمِ النَّهَارَDari Abu Hurairah ia berkata; “Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: ‘Orang yang memberi kecukupan kepada para janda dan orang-orang miskin, maka ia seperti halnya seorang mujahid di jalan Allah atau seorang yang berdiri menunaikan qiyamullail dan berpuasa di siang harinya’.” (HR. Bukhari).
Dari Mush’ab bin Sa’ad, beliau berkata: “Sa’ad menganggap bahwa dirinya memiliki kelebihan dibanding orang lain. Maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata: ‘Tidaklah kalian ditolong dan diberi rezeki melainkan karena adanya (doa) orang-orang yang lemah (diantara) kalian’.” (HR. Bukhari).
Dari hadis-hadis ini kita mengetahui dengan sebenar-benarnya bahwa manusia itu bagaimanapun statusnya adalah tetap makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Mereka diciptakan untuk saling membantu dan menolong.
Tidak ada manusia yang tidak bernilai bagi kehidupan orang lain. Bahkan orang-orang miskin pun bernilai besar bagi kehidupan orang yang berkecukupan dikarenakan doa orang yang lemah. Oleh karenanya, barangsiapa yang menyadari hal ini, ia akan mudah memberikan apresiasi dan pertolongan kepada sesamanya. Sebaliknya, sikap sombong adalah mengingkari adanya peran orang lain dalam kesuksesan yang diraih oleh seseorang.
Inti menjadi manusia adalah bagaimana kita dapat menyadari adanya saudara kita yang berada dalam kekurangan dan berusaha untuk membantu mereka. Menjadi manusia yang seutuhnya berarti merasakan keresahan atas problem yang terjadi pada manusia lainnya. Oleh karenanya, jangankan menyakiti, namun manusia yang benar-benar manusia hakiki berusaha untuk meringankan beban saudaranya, dan jika tidak mampu paling tidak mendoakan dan tidak menyakiti saudaranya.[]