Hadis Tentang Mencintai dan Menyenangi Keindahan
Artikel ini adalah bagian dari buku Membangkitkan Hidup dengan Mutiara Hadis Rasulullah Saw. Serial Motivasi Hadis Nabi.
Hadis Motivasi Hidup, Kerja dan Belajar: Cintailah Keindahan
لا يدخلُ الجنَّةَ من كانَ في قلبِه مثقالُ ذرَّةٍ مِن كِبرِ ولا يدخلُ النَّارَ مَن كانَ في قلبِه مثقالُ ذرَّةٍ من إيمانٍ فقال رجلٌ يا رسولَ اللَّهِ الرَّجلُ يحبُّ أن يَكونَ ثوبُه حسنًا ونعلُه حسنةً فقال رسولُ اللَّهِ صلَّى اللَّهُ عليهِ وسلَّمَ إنَّ اللَّهَ جميلٌ يحبُّ الجمالَ إنَّ الكبرَ مَن بطِرَ الحقِّ وغمَصَ النَّاسَ
Dari Abdullah bin Mas‟ud, dari Nabi Saw., beliau bersabda, “Tidaklah masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat sifat sombong walaupun seberat dzarrah (biji sawi).” Seorang laki-laki bertanya (kepada Nabi Saw.), “Bagaimana dengan seseorang yang senang berpakaian bagus dan sandal yang bagus?” beliau menjawab, “Sesungguhnya Allah itu Maha Indah dan mencintai keindahan, sombong adalah menentang kebenaran dan meremehkan orang lain.” (HR. Muslim).
Tabiat manusia diciptakan dengan sifatnya yang mencintai keindahan. Manusia akan merasa senang dan bahagia jika melihat pemandangan alam yang indah, rumah dan pakaian indah, serta barang-barang perhiasan yang indah. Allah pun memerintahkan untuk beribadah dengan pakaian yang indah karena keindahan tersebut selain dicintai Allah juga menunjukkan kesopanan.
Allah Swt. berfirman, “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (Qs. Al-‟A‟raf 7: Ayat 31).
Imam Nawawi mengutip pendapat bahwa salah satu makna dari “Allah itu Maha Indah” adalah perbuatan-perbautan Allah itu baik. Dan Allah memiliki nama-nama yang Indah berikut sifat-sifat-Nya yang Indah pula. Iman Abu Sulaiman al-Khaththabi juga menyatakan bahwa makna “Allah itu Maha Indah” adalah Allah memiliki cahaya. Allah melakukan perbuatan baik kepada hamba-Nya, menolong mereka, tidak membebani mereka dengan kewajiban yang sulit, dan memberi mereka balasan yang baik.
Manusia memiliki jiwa seni yang cenderung menyukai keindahan. Keindahan dalam berbusana dan berpenampilan dengan mengenakan pakaian yang bagus adalah sah-sah saja bahkan menjadi anjuran bagi seorang muslim. Tetapi yang menjadi masalah adalah apabila pakaian itu dikenakan karena niat sombong, riya‟ serta berlebih-lebihan. Itu jelas menyalahi kesunahan Allah Swt.
Imam Nawawi mengutip pendapat bahwa salah satu makna dari “Allah itu Maha Indah” adalah perbuatan-perbautan Allah itu baik. Dan Allah memiliki nama-nama yang Indah berikut sifat-sifat-Nya yang Indah pula. Iman Abu Sulaiman al-Khaththabi juga menyatakan bahwa makna “Allah itu Maha Indah” adalah Allah memiliki cahaya. Allah melakukan perbuatan baik kepada hamba-Nya, menolong mereka, tidak membebani mereka dengan kewajiban yang sulit, dan memberi mereka balasan yang baik.
Manusia memiliki jiwa seni yang cenderung menyukai keindahan. Keindahan dalam berbusana dan berpenampilan dengan mengenakan pakaian yang bagus adalah sah-sah saja bahkan menjadi anjuran bagi seorang muslim. Tetapi yang menjadi masalah adalah apabila pakaian itu dikenakan karena niat sombong, riya‟ serta berlebih-lebihan. Itu jelas menyalahi kesunahan Allah Swt.