Metode Penafsiran Kitab Tafsir Jalalain Karangan Jalaluddin Al-Mahalli dan Jalaluddin Al-Suyuti dan Karakteristiknya
Halo semuanya assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Kali ini kita akan membahas tentang tafsir Jalalain dan bagaimana metode penulisan tafsir Jalalain ini. Jadi jika ada yang bertanya tentang bagaimana metode tafsir Jalalain? Maka kita akan membahasnya disini. Metode Penafsiran Kitab Tafsir Jalalain.
Tafsir ini dinamai dengan Jalalain yang berarti dua Jalal karena didasarkan pada nama pengarangnya, yaitu Jalaluddin Al-Mahalli dan Jalaluddin Al-Suyuti. Jalaluddin itu sendiri berarti kemuliaan agama. Tafsir ini merupakan tafsir yang bermanfaat dan berharga dan sangat masyhur di kalangan umat Islam hingga saat ini.
Tafsir ini ditulis dengan ibarat yang bagus dan tata bahasa yang jelas tanpa ada hal-hal yang pelik. Penulisnya, yaitu Imam Jalaluddin Al-Mahalli memang dikenal sebagai ulama yang mendalam ilmunya yang hidup pada abad ke 8 H. Beliau memulai dengan menulis tafsir ini dari surah al-Kahfi dan selesai hingga surah an-Nas.
Ketika sampai pada surah al-Fatıhah dan beberapa bagıan setelahnya, beliau wafat sebelum menghkatamkan seluruh tafsirnya. Artinya beliau hanya menulis hingga setengah tafsir al-Quran saja.
Kemudian datanglah Imam Suyuti setelah beliau untuk menyelesaikan setengah bagian yang belum selesai. Imam Suyuti merupakan ulama terkenal yang produktif dan termasuk ulama yang hidup pada abad ke 9 H.
Imam Suyuti pun kemudian melanjutkan tafsir dari surah al-Baqarah dan menyelesaikannya hingga akhir surah al-Isra. Dari tulisan dua imam inilah kemudian tafsir ini pun sempurna. Tafsir Jalalin ini mudah sekali diterima di kalangan umat islam karena bisa dibilang ia adalah sebagai penerang dalam memahami tafsir al-Quran.
Orang yang membaca tafsir ini seakan-akan tidak akan menemukan perbedaan yang jelas dalam hal metode kedua ulama ini dalam penafsiran al-Quran. Mlaahan sekaan-akan tidak ada pertentangan sama sekali kecuali dalam beberapa hal kecil yang seakan-akan tidak bisa disebutkan.
Tafsir Jalalain ini bisa disebut sebagai tafsir yang menafsirkan al-Quran paling ringkas. Mungkin karena inilah tafsir Jalalain bisa dengan mudah diterima oleh masyarakat.
Tafsir Jalalain ini juga menarik banyak ulama untuk menulis tafsir yang berisi komentar atau syarah dari tafsir Jalalain ini. Merekapun menulis tafsir komentar dari Tafsir Jalalain dengan menambahkan komentar yang kemudian beberapa di antaranya adalah Hasyiyatul Jamal dan Hasyihatus Shawi. Kedua Hasyiyah ini dikenal sebagai kitab komentar yang bagus untuk kitab tafsir Jalalain.
Metode penyajian tafsir ini adalah, tafsir ini ditulis lengkap 30 juz dimulai dari surah al-Fatihah hingga surah an-Nas.
Dalam penafsiran huruf muqattaah atau huruf terputus hanya secara ringkas dengan menyebutkan bahwa hanya Allah yang tahu maknanya.
Pada tiap awal surah diberi keterangan mengenai jumlah ayat dan keterangan jenis makiyah atau madaniyah, juga keterangan yang lain.
Adapun metode yang ditempuh oleh Imam Jalaluddin al-Mahalli dan Imam Jalaluddin Al-Suyuti dalam menuliskan tafsir ini adalah dengan memperhatikan segi qiraat al-Quran yang masyhur dengan sisi yang lembut, dengan memberi ibarat yang jelas dan menghindari qiraat-qiraat syadz yang tidak memiliki alasan kuat untuk dijadikan pertimbangan dalam penafsiran.
Kedua pengarang tafsir Jalalin ini pun selalu berpegang teguh kepada manhaj Ahlu Sunah wal Jamaah dalam permasalahan asma wa sifat atau nama dan sifat Allah. Mereka menafsirkan ayat-ayat yang berhubungan dengan asma dan sifat sesuai dengan apa yang menjadi kesepakatan oleh ulama Ahli Sunah wal Jamaah. Kedua Ulama ini tidak melakukan tahrif, ta’til, takyif atau tamsil.
Pengarang Tafsir Jalalain
Jika anda bertanya mengenai siapa pengarang tafsir Jalalain? Maka jawabannya adalah dua ulama besar, yaitu Jalaluddin Al-Mahalli dan Jalaluddin Al-Suyuti.Tafsir ini dinamai dengan Jalalain yang berarti dua Jalal karena didasarkan pada nama pengarangnya, yaitu Jalaluddin Al-Mahalli dan Jalaluddin Al-Suyuti. Jalaluddin itu sendiri berarti kemuliaan agama. Tafsir ini merupakan tafsir yang bermanfaat dan berharga dan sangat masyhur di kalangan umat Islam hingga saat ini.
Tafsir ini ditulis dengan ibarat yang bagus dan tata bahasa yang jelas tanpa ada hal-hal yang pelik. Penulisnya, yaitu Imam Jalaluddin Al-Mahalli memang dikenal sebagai ulama yang mendalam ilmunya yang hidup pada abad ke 8 H. Beliau memulai dengan menulis tafsir ini dari surah al-Kahfi dan selesai hingga surah an-Nas.
Ketika sampai pada surah al-Fatıhah dan beberapa bagıan setelahnya, beliau wafat sebelum menghkatamkan seluruh tafsirnya. Artinya beliau hanya menulis hingga setengah tafsir al-Quran saja.
Kemudian datanglah Imam Suyuti setelah beliau untuk menyelesaikan setengah bagian yang belum selesai. Imam Suyuti merupakan ulama terkenal yang produktif dan termasuk ulama yang hidup pada abad ke 9 H.
Imam Suyuti pun kemudian melanjutkan tafsir dari surah al-Baqarah dan menyelesaikannya hingga akhir surah al-Isra. Dari tulisan dua imam inilah kemudian tafsir ini pun sempurna. Tafsir Jalalin ini mudah sekali diterima di kalangan umat islam karena bisa dibilang ia adalah sebagai penerang dalam memahami tafsir al-Quran.
Orang yang membaca tafsir ini seakan-akan tidak akan menemukan perbedaan yang jelas dalam hal metode kedua ulama ini dalam penafsiran al-Quran. Mlaahan sekaan-akan tidak ada pertentangan sama sekali kecuali dalam beberapa hal kecil yang seakan-akan tidak bisa disebutkan.
Tafsir Jalalain ini bisa disebut sebagai tafsir yang menafsirkan al-Quran paling ringkas. Mungkin karena inilah tafsir Jalalain bisa dengan mudah diterima oleh masyarakat.
Tafsir Jalalain ini juga menarik banyak ulama untuk menulis tafsir yang berisi komentar atau syarah dari tafsir Jalalain ini. Merekapun menulis tafsir komentar dari Tafsir Jalalain dengan menambahkan komentar yang kemudian beberapa di antaranya adalah Hasyiyatul Jamal dan Hasyihatus Shawi. Kedua Hasyiyah ini dikenal sebagai kitab komentar yang bagus untuk kitab tafsir Jalalain.
Metode Penafsiran Kitab Tafsir Jalalain
Tentang metode penulisan, tafsir ini ditulis dengan tulisan yang ringkas dan bisa dibilang menggunakan metode tahlili dalam penafsirannya. Hal ini karena setiap ayat ditulis lalu pada kata-kata tertentu diberi selipan tafsir atau penjelasannya.Metode penyajian tafsir ini adalah, tafsir ini ditulis lengkap 30 juz dimulai dari surah al-Fatihah hingga surah an-Nas.
Dalam penafsiran huruf muqattaah atau huruf terputus hanya secara ringkas dengan menyebutkan bahwa hanya Allah yang tahu maknanya.
Pada tiap awal surah diberi keterangan mengenai jumlah ayat dan keterangan jenis makiyah atau madaniyah, juga keterangan yang lain.
Adapun metode yang ditempuh oleh Imam Jalaluddin al-Mahalli dan Imam Jalaluddin Al-Suyuti dalam menuliskan tafsir ini adalah dengan memperhatikan segi qiraat al-Quran yang masyhur dengan sisi yang lembut, dengan memberi ibarat yang jelas dan menghindari qiraat-qiraat syadz yang tidak memiliki alasan kuat untuk dijadikan pertimbangan dalam penafsiran.
Kedua pengarang tafsir Jalalin ini pun selalu berpegang teguh kepada manhaj Ahlu Sunah wal Jamaah dalam permasalahan asma wa sifat atau nama dan sifat Allah. Mereka menafsirkan ayat-ayat yang berhubungan dengan asma dan sifat sesuai dengan apa yang menjadi kesepakatan oleh ulama Ahli Sunah wal Jamaah. Kedua Ulama ini tidak melakukan tahrif, ta’til, takyif atau tamsil.
Karakteristik Kitab Tafsir Jalalain
Bisa dibilang karakteristik kitab tafsir Jalalain ini adalah kitab tafsir yang menggunakan metode penulisan berupa tahlili. Karakteristik tafsir tahlili adalah dengan memberikan keterangan disela-sela penggalan ayat dengan penafsiran.
Begitu pula dengan tafsir ini, tafsir Jalalin memiliki karakteristik sebagai tafsir yang menggunakan metode tahlili, karena dalam setiap ayatnya, beberapa ayat dipotong kemudian diselipkan keterangan singkat. Dengan demikian, keterangan atau tafsirnya berada di dalam ayat.
Karakter menarik dari kitab tafsir Jalalain ini adalah penempatan tafsir surah al-Fatihah yang berada di akhir. Juga mengenai basmalah, tidak disebutkan penafsirannya. Untuk lafad huruf muqattaah misalnya alif-lam-mim, dan lain sebagainya tidak ditafsirkan, hanya disebutkan wallahu a'lam bimuradihi Allah lebih tahu tentang maksudnya.
Juga penomoran ayatnya pun tidak disebutkan, sehingga bisa jadi hal sulit bagi pembaca jika untuk mencari ayat yang ingin dibaca.
Tafsir Jalalain juga dikenal dengan tafsir yang ringkas dan padat, bahkan perbandingan jumlah tafsirnya disebut-sebut sama dengan jumlah ayat al-Qurannya.