Biografi Alauddin Al-Qunawi علاء الدين القنوي
Alauddin Qunawi dilahirkan pada tahun 668 (1270) di Konya. Setelah menerima pendidikan dasar di sini, ia pergi ke Damaskus pada awal 693 (1294) dan melanjutkan pendidikannya. Dia mengajar di Masjid Emewiyye dan Madrasah Ikbali di Damaskus, di mana dia dikenal dalam waktu singkat.
Pada tahun 700 (1300) dia pergi ke Kairo. Di sini ia punya kesempatan untuk belajar ilmu dari Takiyyüddin Ibn Dakīkül‘î. Abu al-Fazl Ibn Asakir, Abu Hafs Ibn al-Kavwas, Abu al-Abbas al-Eberkuhi, Ibn al-Zemlekani, Ibn al-Wawf, Ibn Qayyim al-Jawziyah, Abn al-Javimiy, b. Dia mendengarkan hadits dari penggantinya, ad-Dimyati.
Pada 710 (1310) Alauddin al-Qunawi pergi ke Kairo. Dia mengajar di Madrasa Şerîfiyye dan Masjid Ibn Tolun. al-Meliku’n-Nasir Muhammad setelah mendengar kealiman Konawi pun menunjuk beliau sebagai Qadi Besar untuk Damaskus. Alauddin al-Qunawi meninggal pada tahun 729 (9 September 1329).
Tercatat bahwa Alauddin Qonawi memiliki pengetahuan luas dalam tafsir, fiqh, ushul, kalam, tasawuf, bahasa dan sastra Arab. Beliau dianggap sebagai sosok yang punya otoritas dalam hal tasawuf.
Dirinya juga dikenal sebagai sosok yang menghormati dan membela Ibnu Taimiyah, yang pandangannya menimbulkan kontroversi selama periode ini, ia mengkritik beberapa pandangannya dan menyatakan bahwa untuk keluar dari penjara ia harus melepaskan fatwa yang menyebabkannya dipenjara. Juga dikatakan bahwa sikap ini menyebabkan Ibn Taymiyya tetap di penjara sampai kematiannya.
Di antara ulama terkemuka yang mengambil warisan ilmu dari Alauddin Qunawi serta memujinya adalah ulama terkemuka seperti Jamâluddin al-İsnawi, Bahâuddin Ibn Akīl, Ibn Balabân, Ibn Marzûk al-Hatîb, Abül-Fidah Ibn Kasîr dan Zahabi.
Pada tahun 700 (1300) dia pergi ke Kairo. Di sini ia punya kesempatan untuk belajar ilmu dari Takiyyüddin Ibn Dakīkül‘î. Abu al-Fazl Ibn Asakir, Abu Hafs Ibn al-Kavwas, Abu al-Abbas al-Eberkuhi, Ibn al-Zemlekani, Ibn al-Wawf, Ibn Qayyim al-Jawziyah, Abn al-Javimiy, b. Dia mendengarkan hadits dari penggantinya, ad-Dimyati.
Pada 710 (1310) Alauddin al-Qunawi pergi ke Kairo. Dia mengajar di Madrasa Şerîfiyye dan Masjid Ibn Tolun. al-Meliku’n-Nasir Muhammad setelah mendengar kealiman Konawi pun menunjuk beliau sebagai Qadi Besar untuk Damaskus. Alauddin al-Qunawi meninggal pada tahun 729 (9 September 1329).
Tercatat bahwa Alauddin Qonawi memiliki pengetahuan luas dalam tafsir, fiqh, ushul, kalam, tasawuf, bahasa dan sastra Arab. Beliau dianggap sebagai sosok yang punya otoritas dalam hal tasawuf.
Dirinya juga dikenal sebagai sosok yang menghormati dan membela Ibnu Taimiyah, yang pandangannya menimbulkan kontroversi selama periode ini, ia mengkritik beberapa pandangannya dan menyatakan bahwa untuk keluar dari penjara ia harus melepaskan fatwa yang menyebabkannya dipenjara. Juga dikatakan bahwa sikap ini menyebabkan Ibn Taymiyya tetap di penjara sampai kematiannya.
Di antara ulama terkemuka yang mengambil warisan ilmu dari Alauddin Qunawi serta memujinya adalah ulama terkemuka seperti Jamâluddin al-İsnawi, Bahâuddin Ibn Akīl, Ibn Balabân, Ibn Marzûk al-Hatîb, Abül-Fidah Ibn Kasîr dan Zahabi.