Biodata dan Profil Sosok KH. Maimun Zubair atau K.H. Maemun Zubair
Halo semuanya, kali ini kita akan membahas tentang biodata dan probil KH. Maimun Zubair. Bisa dibilang di Indonesia, salah satu profil ulama yang paling kharismatik dan paling dituakan di Indonesia ini adalah KH. Maimun Zubair.
Sudah tak menjadi rahasia lagi bahwa KH. Maimun Zubair adalah kiai yang menjadi rujukan para ulama, baik nasional maupun internasional serta masyarakat Indonesia.
KH. Maimun Zubair tidak hanya menjadi tujuan untuk sowan dan bertanya, bukan hanya dibidang masalah keilmuan Islam namun juga sosial politik.
Juga KH. Maimun Zubair juga merupakan pembesar di kalangan Nahdlatul Ulama. KH. Maimun Zubair secara organisasi berada pada barisan Syuriyah atau dewan Mustasyar.
Juga KH. Maimun Zubair juga merupakan pembesar di kalangan Nahdlatul Ulama. KH. Maimun Zubair secara organisasi berada pada barisan Syuriyah atau dewan Mustasyar.
Pengurus Syuriyah itu sendiri merupakan pimpinan tertinggi sebagai pembina, pengendali, pengawas dan penentu kebijakan. Salah satu tugas pentingnya adalah menentukan arah kebijakan dalam melakukan usaha dan tindakan untuk mencapai tujuan dalam organisasi Nahdlatul Ulama.
Oleh karenanya, KH Maimun Zubair selain dikenal sebagai kiai sepuh karismatik, beliau juga disebut sebagai mercusuar Islam di Indonesia.
Berikut ini adalah profil KH Maimun Zubair atau juga yang dikenal dengan Mbah Maemoen yang diambil dari berbagai sumber.
KH. Maimun Zubair selama hidup beliau pernah menjabat dalam beberapa bidang, baik dalam bidang pendidikan maupun organisasi dan ruang politik. Beliau adalah pengasuh Pondok Pesantren al-Anwar Rembang Jawa Tengah, sebuah pesantren yang terletak di pesisir pantai utara Jawa.
Biodata dan Profil Sosok KH. Maimun Zubair
Riwayat Hidup KH. Maimun Zubair
KH. Maimun Zubair lahirkan di Rembang pada tanggal 28 Oktober 1928, 2 tahun setelah organisasi Nahdlatul Ulama lahir. Beliau adalah putra dari Kiai Zubair, Sarang, salah seorang ulama yang alim dan juga kharismatik.
KH. Maimun Zubair selama hidup beliau pernah menjabat dalam beberapa bidang, baik dalam bidang pendidikan maupun organisasi dan ruang politik. Beliau adalah pengasuh Pondok Pesantren al-Anwar Rembang Jawa Tengah, sebuah pesantren yang terletak di pesisir pantai utara Jawa.
Selain itu, KH. Maimun Zubair juga dikenal pernah menjabat sebagai Anggota DPR Rembang selama sekitar 7 Tahun.
Pendidikan agama pertama kali yang KH. Maemun dapatkan tentu dari ayah beliau sendiri, yaitu KH. Zubair. Setelah mendapatkan pendidikan dasar dalam agama, KH. Maimun Zubair pun melanjutkan pendidikannya dengan mondok atau nyantri di Pondok Pesantren Lirboyo. Pesantren Lirboyo saat beliau mondok dulu diasuh oleh KH. Mahrus Ali dan KH. Marzuki Dahlan, dua dari tiga tokoh pendiri Lirboyo.
Pendidikan KH. Maimun Zubair
KH. Maimun Zubair menempuh pendidikan agama sejak kecil karena memang orang tuanya adalah juga kiai. Beliau memiliki semangat tinggi untuk menempuh ilmu agama.
Pendidikan agama pertama kali yang KH. Maemun dapatkan tentu dari ayah beliau sendiri, yaitu KH. Zubair. Setelah mendapatkan pendidikan dasar dalam agama, KH. Maimun Zubair pun melanjutkan pendidikannya dengan mondok atau nyantri di Pondok Pesantren Lirboyo. Pesantren Lirboyo saat beliau mondok dulu diasuh oleh KH. Mahrus Ali dan KH. Marzuki Dahlan, dua dari tiga tokoh pendiri Lirboyo.
Setelah menyukupkan pendidikan di pesantren Indonesia, saat berumur 21 tahun, KH. Maimun Zubari mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikannya di Mekah al-Mukarramah. Beliau belajar ilmu agama disana sembari ditemani oleh kakeknya, yakni KH. Ahmad bin Syuaib.
Di Mekah ini KH. Maimun Zubair berhasil menimba ilmu dari para ulama-ulama besar saat itu. Sebut saja Sayyid Alawi bin Abbas al-Maliki, Syekh al-Imam Hasan al-Masysyath, Sayyid Amin al-Quthbi, Syekh Yasin Isa al-Fadani dan Syekh Abdul Qodir al-Mandaly. Para ulama besar ini termasuk para ulama ahlu sunnah wal jamaah, para pembela paham sunnah di wilayah Hijaz.
Di Mekah ini KH. Maimun Zubair berhasil menimba ilmu dari para ulama-ulama besar saat itu. Sebut saja Sayyid Alawi bin Abbas al-Maliki, Syekh al-Imam Hasan al-Masysyath, Sayyid Amin al-Quthbi, Syekh Yasin Isa al-Fadani dan Syekh Abdul Qodir al-Mandaly. Para ulama besar ini termasuk para ulama ahlu sunnah wal jamaah, para pembela paham sunnah di wilayah Hijaz.
Saat belajar di Makakh ini pun KH. Maimun Zubari dapat kesempatan pula untuk belajar kepada para ulama Indonesia yang berada di sana. Para ulama dan kiai tersebut antara lain adalah KH. Ma'shum Lasem, Kiai Bisri Musthofa Rembang, Kiai Wahab Chasbullah, Kiai Muslih Mranggen (Demak), Kiai Abdullah Abbas Buntet (Cirebon), Syekh Abul Fadhol Senori (Tuban) dan juga beberapa Ulama lainnya.
Selain itu, beliau juga pernah menjabat sebagai anggota MPR RI perwakilan dari Jawa Tengah. Juga KH. Maemun Zubari pernah menjadi ketua Majlis Syariah Partai Persatuan Pembangunan.
Karir KH. Maimun Zubair Di Dunia Politik
KH. Maimun Zubair selain memiliki tanggung jawab sebagai Pengasuh Pondok Pesantren al-Anwar rembang, beliau juga pernah menjabat jabatan publik, yaitu sebagai angota DPR Rembang selama kurang lebih 7 tahun.Selain itu, beliau juga pernah menjabat sebagai anggota MPR RI perwakilan dari Jawa Tengah. Juga KH. Maemun Zubari pernah menjadi ketua Majlis Syariah Partai Persatuan Pembangunan.