Pengertian Mubham dalam Ilmu Tafsir (Mubhamat fil Quran)
Pengertian Mubham dalam Ilmu Tafsir (Mubhamat fil Quran) |
Imam Suyuti mengatakan bahwa beberapa ulama yang memiliki karya dalam ilmu ini adalah al-Suhail, Ibnu Asakir serta Qadi Badruddin bin Jama'ah.
Ilmu mubhamat fil quran menjadi ilmu yang penting karena membahas beberapa aspek yang samar dalam al-Quran.
Pengertian Mubham atau Mubhamat fil Quran
Secara bahasa atau dalam segi etimologi, kata mubham adalah bentuk dari isim maf’ul kata أَبْهَمَ yang berarti merahasiakan.
Sedangkan menurut istilah atau terminologi, kata mubham berarti kata-kata yang terdapat dalam Al-Qur’an yang penyebutannya tidak secara jelas, tidak spesifik atau tertentu.
Kata atau lafadz yang mubham dalam al-Quran ini bisa berbentuk isim maushul, sifat atau dhamir dimana kata-kata tersebut tidak tertentu ditujukan atau menunjukkan orang, objek atau tempat secara jelas.
Contoh Mubham dalam al-Quran
Salah satu contoh mubham dalam al-Quran adalah seperti yang termaktub dalam QS. An-Naml ayat 23 berikut ini :
إِنِّي وَجَدتُّ ٱمۡرَأَةٗ تَمۡلِكُهُمۡ وَأُوتِيَتۡ مِن كُلِّ شَيۡءٖ وَلَهَا عَرۡشٌ عَظِيمٞ
“Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar.”
Dalam ayat diatas kata ٱمۡرَأَةٗ yang berarti seorang wanita adalah kata yang mubham.
Hal ini karena hakikat atau sosok dari kata itu perinciannya tidak dijelaskan.
Namun dengan beragam perbandingan sumber, akhirnya kata mubham dalam al-Quran ini bisa diketahui maksudnya.
Adapun yang dimaksud dalam ayat itu tidak lain adalah adalah Ratu Balqis yang memerintah kerajaan Saba di zaman Nabi Sulaiman.
Contoh berikutnya adalah seperti ayat surah al-Baqarah berikut ini:
وَقُلْنَا يَا آدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ
Dan Kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini,
Kata وَزَوْجُكَ dalam ayat di atas termasuk kata mubham dalam al-Quran karena nama isteri Adam itu tidak disebutkan secara rinci.
Namun dengan beragam sumber, diketahui bahwa kata isteri itu berarti siti Hawa.
Sebab-Sebab Adanya Mubham dalam al-Quran
Adanya kata-kata yang mubham dalam Al-Quran bisa disebabkan oleh beberapa hal yang diantaranya adalah:
1. Telah Dijelaskan dalam Ayat Lain
Imam Suyuti mengatakan bahwa alasan adanya mubham adalah diantaranya karena:
اَلْاِسْتِغْنَاءُ بِبَيَانِهِ فِيْ مَوْضِعٍ أۤخَرَ
Dicukupkan penjelasannya pada ayat lain
Contoh dari mubham jenis ini adalah seperti yang terdapat pada QS. Al-Fatihah, ayat 7:
صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنۡعَمۡتَ عَلَيۡهِمۡ غَيۡرِ ٱلۡمَغۡضُوبِ عَلَيۡهِمۡ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ
(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.Pada ayat di atas, terdapat mubham atau ketidak jelasan pada kata orang-orang yang telah Engkau beri nikmat. Siapakah mereka?
Dan tentang siapa mereka telah dijelaskan oleh Alah Swt, dalam QS. An-Nisa ayat 69 berikut ini:
وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ فَأُوْلَٰٓئِكَ مَعَ ٱلَّذِينَ أَنۡعَمَ ٱللَّهُ عَلَيۡهِم مِّنَ ٱلنَّبِيِّۧنَ وَٱلصِّدِّيقِينَ وَٱلشُّهَدَآءِ وَٱلصَّٰلِحِينَۚ وَحَسُنَ أُوْلَٰٓئِكَ رَفِيقٗا
Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.
Menurut ayat di atas ini, mubham pada ayat surah al-Fatihah menjadi jelas, bahwa yang termasuk orang-orang yang diberi nikmat adalah para nabi, para shiddiiqiin, golongan yang mati syahid, dan orang-orang saleh.
2. Maksud dari Kata Yang Mubham Telah Jelas
Penyebab kedua adalah karena kata mubham yang ada dalam al-Quran itu telah jelas dan masyhur (أَنْ يَتَعَيَّنَ لِاسْتِهَارِهِ).
Contohnya adalah seperti QS. Al Baqarah, ayat 35 berikut:
وَقُلۡنَا يَٰٓـَٔادَمُ ٱسۡكُنۡ أَنتَ وَزَوۡجُكَ ٱلۡجَنَّةَ
Dan Kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini,
Kata وَزَوۡجُكَ adalah mubham atau tidak tertentu, namun juga tidak diucapkan dengan lafadz حواء, karena siapa yang dituju telah jelas.
Bahwa Nabi Adam As. juga tidak punya istri selain dia, dan semua orang pun sudah tahu bahwa istri dari Nabi Adam adalah Hawa.
Contoh lain dari mubham al-Quran jenis ini adalah QS. Al-Baqarah, ayat 258 :
أَلَمۡ تَرَ إِلَى ٱلَّذِي حَآجَّ إِبۡرَٰهِۧمَ فِي رَبِّهِ
Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah)Kata ٱلَّذِي حَآجَّ إِبۡرَٰهِۧمَ yaitu orang yang mendebat Ibrahim itu tidak dijelaskan siapa dia, namun semua orang tahu bahwa itu adalah raja Namrud.
3. Menutup Nama Untuk Mengasihinya
Al-Quran jung menyingung manusia, namun tanpa menyebut namanya karena untuk menutupi kesalahannya karena dirinya telah bertaubat dari keburukannya.
Inilah salah satu fungsi dari mubham, yaitu menyembunyikan identitas untuk menutup dirinya.
Hal ini oleh al-Zarkasyi disebutkan dengan:
قَصْدُ السَّتْرِ عَلَيْهِ ، لِيَكُوْنُ أَبْلَغَ فِي اسْتَعْطَافِهِ
Bertujuan menutupinya, supaya lebih kuat dalam mengasihinya.
Misalnya adalah mubham dalam QS. Al-Baqarah, ayat 204 :
وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يُعۡجِبُكَ قَوۡلُهُۥ فِي ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا وَيُشۡهِدُ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا فِي قَلۡبِهِۦ وَهُوَ أَلَدُّ ٱلۡخِصَامِ
Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penantang yang paling keras.Orang yang dimaksud dalam ayat di atas adalah Akhnas ibn Syuraiq yang pada awalnya sangat membenci Islam, tetapi kemudian ia memeluk agama yang dibawa oleh nabi Muhammad.
Bahkan ia mampu menjadi muslim yang shaleh, dan al-Quran menyamarkan namanya dengan tujuan menyayanginya.
4. Tidak terlalu bermanfaat
أَلَّا يَكُوْنُ فِيْ تَعْيِيْنِهِ كَبِيْرُ فَائِدَةٍ
Tidak ditemukan manfaat yang besar ketika dijelaskan secara spesifik.
Contoh Mubham dalam hal ini adalah speerti pada QS. Al-A’raf, ayat 163 :
Contoh Mubham dalam hal ini adalah speerti pada QS. Al-A’raf, ayat 163 :
وَسَۡٔلۡهُمۡ عَنِ ٱلۡقَرۡيَةِ ٱلَّتِي كَانَتۡ حَاضِرَةَ ٱلۡبَحۡرِ إِذۡ يَعۡدُونَ فِي ٱلسَّبۡتِ
“Dan tanyakanlah kepada Bani Israil tentang negeri yang terletak di dekat laut ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabtu, ...”
Yang dimaksud negeri dalam ayat di atas adalah negeri Thabariyah.
5. Peringatan untuk orang umum
اَلتَّنْبِيْهُ عَلَى الْعُمُوْمِ ، وَأَنَّهُ غَيْرَ خَاصٍ ، بِخِلَافِ مَا لَوْ عُيِّنَ
Sebagai pengingat bagi orang umum, dan tidak ditujukan secara khusus kepada seseorang. Contoh, QS. An-Nisa`, ayat 100 :
...وَمَن يَخۡرُجۡ مِنۢ بَيۡتِهِۦ مُهَاجِرًا إِلَى ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ ثُمَّ يُدۡرِكۡهُ ٱلۡمَوۡتُ فَقَدۡ وَقَعَ أَجۡرُهُۥ عَلَى ٱللَّهِۗ ...
Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah, ..
Artinya siapapun yang pergi bertujuan kebaikan (karena Alloh SWT), akan mendapatkan pahala.
6. Untuk mengagungkan Seseorang
تَعْظِيْمُهُ بِالْوَصْفِ الْكَامِلِ دُوْنَ الْاِسْمِ
Untuk mengagungkan seseorang dengan menggunakan sifat yang sempurna, tanpa menyebutkan nama. Contoh, QS. Az-Zumar, ayat 33 :
وَٱلَّذِي جَآءَ بِٱلصِّدۡقِ وَصَدَّقَ بِهِۦٓ ...
Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, ...”
Yang dimaksud ayat diatas, yang pertama adalah Nabi Muhammad SAW, yang kedua adalah Abu Bakr Ash-Shidiq, yang mana disebutkan sifat dari keduanya yaitu “ٱلصِّدۡقِ”
7. Mubham Bertujuan Merendahkan
تَحْقِيْرُهُ بِالْوَصْفِ النَّاقِصِ
Untuk merendahkan, dengan menggunakan sifat yang merendahkan.
Contoh, QS AL-Kautsar, Ayat 3 :
Contoh, QS AL-Kautsar, Ayat 3 :
إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ ٱلۡأَبۡتَرُ
Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus.”
Yang dimamksud adalah Al ‘Ashi bin Wa`il.
Klasifikasi dan Pembagian Mubham
Imam Suyuti mengklasifikasi mubham menjadi dua kelompok besar yaitu:
1. Nama Mubham dari Orang Yang Diketahui Namanya atau Umum
فِيْمَا أُبْهِمَ مِنْ رَجُلٍ أَوْ إِمْرَأَةٍ أَوْ مَلَكٍ أَوْ جِنِّيٍّ أَوْ مَثَنِيْ أَوْ مَجْمُوْعٍ عُرِفَ أَسْمَاءُ كُلُّهُمْ أَوْ مَنْ أَوْ اَلَّذِيْ إِذَا لَمْ يُرَدْ بِهِ الْعُمُوْمُ
Ayat yang mempunyai arti mubham dari seorang laki-laki, perempuan, raja, jin, atau dua orang, sekumpulan yang diketahui semua nama mereka, atau seseorang, atau yang jika tidak dimaksudkan kepada umum.
Contoh QS. Al-Baqarah, ayat 132 :
Contoh QS. Al-Baqarah, ayat 132 :
وَوَصَّىٰ بِهَآ إِبۡرَٰهِۧمُ بَنِيهِ
Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya,
Mereka adalah Ismail, Ishaq, Madin, Zamroni, Sarah, Nafsyun, Nafsyan, Amim, Kisani, Surah, Luthoni, dan Nafas.
QS. Al-Baqarah, ayat 30 :
وَإِذۡ قَالَ رَبُّكَ لِلۡمَلَٰٓئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٞ فِي ٱلۡأَرۡضِ خَلِيفَةٗۖ
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi
Yang dimaksud adalah Nabi Adam dan Hawa.
QS. Al-Baqarah, ayat 129 :
رَبَّنَا وَٱبۡعَثۡ فِيهِمۡ رَسُولٗا مِّنۡهُم
Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, ...
Yang dimaksud adalah Nabi Muhammad SAW.
2. Mubham Untuk Kelompok Namun Sebagian Yang Diketahui
فِيْ مُبْهِمَاتِ الْجُمُوْعِ عُرِفَتْ أَسْمَاءُ بَعْضِهِم
Ayat yang menunjukkan suatu sekumpulan jumlah akan tetapi hanya sebagian saja yang diketahui.
Contoh mubham ini adalah seperti dalam QS. Al-Baqarah, ayat 118 :
وَقَالَ ٱلَّذِينَ لَا يَعۡلَمُونَ لَوۡلَا يُكَلِّمُنَا ٱللَّهُ
Dan orang-orang yang tidak mengetahui berkata: "Mengapa Allah tidak (langsung) berbicara dengan kami ...”
Yang dimaksud (diantaranya adalah Rofi’ bin Harmalah.
contoh selanjutnya adalah seperti dalam QS. Al Baqarah, ayat 170 :
contoh selanjutnya adalah seperti dalam QS. Al Baqarah, ayat 170 :
وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ ٱتَّبِعُواْ
Dan apabila dikatakan kepada mereka: Ikutilah ...
Yang dimaksud (diantaranya) adalah Rofi’ dan Malik bin ‘Auf.
contoh lainnya adalah seperti dalam QS. Al Baqarah, ayat 219:
contoh lainnya adalah seperti dalam QS. Al Baqarah, ayat 219:
يَسَۡٔلُونَكَ عَنِ ٱلۡخَمۡرِ وَٱلۡمَيۡسِرِۖ
“Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi.
Yang dimaksud dalam ayat itu adalah adalah Umar, Hamzah, Muadz.
Cara Mengetahui Makna Mubham dalam al-Quran
Untuk mengetahui mubham dibalik sebuah ayat dimana makna atau maksudnya tersembunyi, caranya adalah dengan menggunakan informasi Al-Qur’an dan periwatan hadis.
Riwayat ini ada yang diambil dari Nabi SAW, juga para sahabat serta para tabi’in yang mengambil dari sahabat.
Imam Suyuti tidak memperkenankan cara ijtihad untuk menentukan makna mubham ini.
Pendapat Imam al-Zarkasyi tentang Mubham dalam al-Quran
Imam Zarkasyi memiliki beberapa catatan mengenai mubham dalam al-Quran sebagaimana berikut ini:
1. Mubham Berfungsi Untuk Meringkas
قَدْ يَكُوْنُ لِلشَّخْصِ اِسْمَانِ ، قَيَقْتَصِرُ عَلَى أَحَدَهُمَا
Terkadang satu orang terdapat dua nama, dan ditetapkan satu nama dari kedua nama tersebut dengan maksud meringkas pada salah satunya.
Salah satu contoh dari mubham ini adalah penyebutan Bani Israil dalam Al-Qur’an, yang sebenarnya mempunyai nama lain yaitu Ibnu Ya’qub. Namun dalam Al-Qur’an hanya menggunakan Bani Israil.
2. Mubham Berbentuk Kata Sifat
أَنَّهُ قَدْ بَالَغَ فِي الصِّفَاتِ لِلتَّنْبِيْهِ عَلَى أَنَّهُ يُرِيْدُ إِنْسَانًا بِعَيْنِهِ
Mubham kadang disebutkan dalam Al-Qur’an dalam bentuk sifat, sebagai peringatan bahwa Allah menginginkan sifat kemanusiaan itu.
Mubham seperti ini , seperti dalam QS. Al-Qolam ayat 10-11 berikut ini:
Mubham seperti ini , seperti dalam QS. Al-Qolam ayat 10-11 berikut ini:
وَلَا تُطِعۡ كُلَّ حَلَّافٖ مَّهِينٍ هَمَّازٖ مَّشَّآءِۢ بِنَمِيمٖ
“Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina. Yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah.
Yang dimaksud ayat di atas ialah Akhnas bin Syariq namun dalam al-Quran dijadikan mubham untuk mengingatkan sifat manusia yang buruk itu sehingga jangan diikuti.
Jika kita fikirkan, hal ini adalah salah satu bentuk ajaran al-Quran yang abadi. Bayangkan kalau disebut namanya, maka ayat itu pasti sudah tak terpakai lagi.
Namun ayat itu menunjukkan pedoman bahwa siapapun yang banyak bersumpah, hina dan banyak mencela maka jangan diikuti.
Jika kita fikirkan, hal ini adalah salah satu bentuk ajaran al-Quran yang abadi. Bayangkan kalau disebut namanya, maka ayat itu pasti sudah tak terpakai lagi.
Namun ayat itu menunjukkan pedoman bahwa siapapun yang banyak bersumpah, hina dan banyak mencela maka jangan diikuti.
3. Penyebutan Nama Maryam
Didalam Al-Qur’an tidak disebutkan nama perempuan kecuali hanya Maryam binti Imran, yaitu seorang suci ibu nabi Isa yang perawan.
Dalam al-Quran, nama Maryam disebutkan dalam 30 tempat.
Adapun diantara hikmah dari penyebutan nama Maryam adalah sebagai penegasan bahwasanya nama tersebut menunjukkan kekuatan ketundukannya kepada Allah.
Dalam kebiasan adat bangsa Arab, mereka menyebutkan nama seseorang dengan ayahnya setelah nama asli.
Sedangkan Nabi Isa As tidak mempunyai bapak sehingga yang disebutkan adalah nama ibunya, dan hal ini menjadi penegas bahwa kelahiranya tanpa ayah seperti halnya penciptaan Adam, juga membuktikan kesucian Maryam dari orang-orang yang memfitnah dirinya.
Adapun diantara hikmah dari penyebutan nama Maryam adalah sebagai penegasan bahwasanya nama tersebut menunjukkan kekuatan ketundukannya kepada Allah.
Dalam kebiasan adat bangsa Arab, mereka menyebutkan nama seseorang dengan ayahnya setelah nama asli.
Sedangkan Nabi Isa As tidak mempunyai bapak sehingga yang disebutkan adalah nama ibunya, dan hal ini menjadi penegas bahwa kelahiranya tanpa ayah seperti halnya penciptaan Adam, juga membuktikan kesucian Maryam dari orang-orang yang memfitnah dirinya.
4. Penyebutan Nama Laki-laki
وَأَمَّا الرِّجَالُ فَذَكَرَ مِنْهُمْ كَثِيْرًا
Adapun penyebutan nama lelaki banyak terdapat dalam Al-Qur’an.
Hal ini misalnya dalam QS. Al-Mudassir ayat 11:
Hal ini misalnya dalam QS. Al-Mudassir ayat 11:
ذَرْنِي وَمَنْ خَلَقْتُ وَحِيدًا ...
Biarkanlah Aku bertindak terhadap orang yang Aku telah menciptakannya sendirian.
Disebutkan bahwa yang dimaksud orang pada ayat di atas adalah Walid Ibn Mughirah.
Dan Allah Swt. juga menyebutnya dengan Zaidan dalam QS. Al-Ahzab, untuk menyatakan bahwa dia bukan putra Nabi Saw.
Dan Allah Swt. juga menyebutnya dengan Zaidan dalam QS. Al-Ahzab, untuk menyatakan bahwa dia bukan putra Nabi Saw.
Itulah informasi mengenai Pengertian Mubham dalam Ilmu Tafsir (Mubhamat fil Quran). Semoga bermanfaat dan bisa menambah wawasan kita dalam hal ulumul Quran.