Pengertian Isim Fail الفاعل dan Pembagiannya
Pengertian Isim Fail, Salah satu pembahasan penting dalam ilmu nahwu adalah tentang Isim Fail. Jika kita sudah memahami dengan baik tentang apa itu pengertian isim fail beserta beragam pembagiannya, maka kita akan mudah memahami bab bab lain dalam ilmu nahwu.
Jika kita bandingkan dengan tatabahasa Indonesia, fail itu adalah subjek atau pelaku dari sebuah perbuatan. Namun bedanya dalam bahasa Arab, fail memiliki cara baca sendiri berupa i'rab rafa dimana rafa' memiliki alamat atau tanda sendiri sesuai dengan jenis katanya. Disini kangdidik.com akan membahas tentang isim fail itu secara rinci.
Untuk pengertian Isim fail menurut matan Jurumiyyah didefinisikan dengan:
Sama dengan pengertian di atas, dalam nadham Imrithi disebutkan:
Menurut pengertian lain disebutkan:
Imam Ibnu Malik dalam Nadham Alfiyyah nya menyebutkan bahwa isim fail adalah:
اَلْفَاعِلُ الَّذِي كَمَرْفُوعَيْ أَتَى……زَيْدٌ مُنِيراً وَجْهُهُ نِعْمَ الْفَتَى
Dari pengertian menurut Ibnu Malik ini, fail tidak hanya terjadi karena fiil madhi dan mudhari' saja, namun juga bisa muncul karena adanya شبه الفعل atau serupa fiil tapi bukan fiil dalam arti yang aslinya. Maksudnya شبه الفعل ini adalah kata مُنِيراً yang merafa'kan وَجْهُهُ dan kata wajhuhu ini adalah fail dari muniron itu. Pusing ya? Jangan pusing dulu, kalau pusing perhatikan saja definisi yang pertama.
جَاءَ زيدٌ Muhammad telah datang
Dalam kalimat di atas, kata جَاءَ adalah fi'il madhi,sedangkan زيدٌ adalah fa'il (pelaku) yang mana disebut setelah fi'il madhi. Kata fa'il di atas dibaca rofa' dengan tanda rofa'nya menggunakan dhommah karena kata zaid termasuk isim mufrod atau isim yang menunjukkan arti satu.
قَامَ الزيدان Dua zaid itu telah berdiri
Lafadz الزيدان adalah fa'il (pelaku pekerjaan berdiri), zaidani dibaca rofa' dengan tanda rofa menggunakan alif karena termasuk isim tasniyah (isim yang menunjukan arti dua).
ُجَاءَ العلماء Para ulama telah datang
Lafadz العلماء menempati kedudukan sebagai fa'il dimana kata itu adalah pelaku dari kata ja'a yang berarti datang. Kata ulama dibaca rofa' dengan tanda rofa'nya menggunakan dhommah karena termasuk jamak taksir (isim yang menunjukan arti banyak dengan bentuk yang disesuaikan dengan shighatnya).
جَاءَ المؤمنون Orang-orang mukmin telah datang
Lafadz المؤمنون adalah fa'il, dibaca rofa', tanda rofa'nya ditambah huruf wawu karena termasuk jamak mudzakkar salim (isim yang menunjukan arti banyak untuk jenis mudzakkar atau lelaki dengan menambahkan huruf wawu dan nun saat rofa atau menambahkan huruf ya dan nun di akhir kata saat nashab dan jar).
جَاءَ المُسْلِمَاتُ Para muslimah itu telah datang
Lafadz المُسْلِمَاتُ adalah fa'il, dibaca rofa', tanda rofa'nya dhommah karena termasuk jamak muannats salim (isim yang menunjukan arti banyak yang dikhususkan untuk perempuan dengan menambahkan huruf alif dan ta di akhir kata).
ُجاء زيد القائم ابنُه Zaid yang anaknya berdiri telah datang
Kata ابنُه ini dibaca rafa' karena menjadi fail dari kata القائم. Dan kata al-Qaimu ini bukan fiil tetapi memiliki makna seperti fiil karena ia termasuk syibhul fi'il atau serupa fiil. Adapun kata ibnuhu itu dibaca rafa' sebagai fail dengan alamat dhammah karena termasuk isim mufrad.
ُجاء الرجل المجهول اسمُه Seorang laki-laki yang tidak diketahui namanya telah datang
Kata اسمُه ini dibaca rafa' karena berkedudukan sebagai fail dari kata المجهول. Kata al-majhul ini adalah syibhul fiil atau serupa fiil dimana ia berlaku sebagai kata kerja yang merafa'kan kata ismuhu.
Berdasarkan dari beberapa contoh di atas kita bisa menyimpulkan bahwa isim fail itu adalah pelaku pekerjaan dimana ia harus memiliki fiil. Adapun fiil itu bisa berupa fiil biasa seperti fiil madhi, mudhari atau fiil yang serupa fiil (syibhu fi'il) berupa kata sifat seperti al-majhul dan al-qaim dalam contoh di atas.
2. وَاِذۡ قَالَ رَبُّكَ لِلۡمَلٰٓٮِٕكَةِ
جاء احمد Ahmad telah datang, failnya adalah kata Ahmad
قام المسلم Seorang muslim telah berdiri, failnya adalah kata muslim
قال ابن جرير Ibnu Jarir berkata, failnya adalah kata Ibnu Jarir
رضي الله Allah meridhai, failnya adalah kata Allah
سمع الله Allah maha mendengar, failnya adalah kata Allah
Contoh-contoh di atas sudah sangat jelas tentunya bahwa fa'il dhohir adalah fa'il yang langsung disebutkan di dalam kalimat, dan langsung tertuju pada fa'il tersebut, tanpa ada perantara dan tanpa ikatan apapun.
Fa'il isim dhamir atau mudhmar adalah lafadz yang menunjukan kepada kata ganti orang yang berbicara (dhamir Mutakallim), kata ganti orang yang diajak bicara (dhamir mukhatab), atau kata ganti orang yang tidak hadir (dhamir ghaib atau kata orang ketiga seperti kata dia atau mereka).
Contoh dari isim dhamir ini adalah:
قلنا Kami berkata
قلتم Kalian berkata
جئنا Kalian datang
جاء dia telah datang
ِصمت engkau perempuan berpuasa
Fail isim dhamir sendiri dibagi menjadi tiga, yaitu dhamir mutakallim atau orang yang berbicara, dhamir mukhatab atau yang diajak bicara dan dhamir ghaib atau orang ketiga.
Dalam berlaku sebagai fail, dhamir mutakallim wahdah ini berbeda-beda bentuknya tergantung dari fiilnya. Misalnya saat menjadi fa'il pada fi'il madhi maka dhamir mutakallim wahdah berbentuk ta' ta'nits yang berharakat dhammah تُ berada di akhir fiil dan huruf sebelumnya berharakat sukun seperti contoh berikut:
كتبْتُ الرسالةَ aku telah menulis surat
Huruf تُ adalah fail isim dhamir wahdah yang berarti satu, saya atau aku dan berada pada fiil madhi.
Huruf تُ ini berganti hamzah أ pada saat bertempat pada fiil mudhari dan bertempat di awal, seperti contoh:
أًكْتُبُ الرسالةَ Aku sedang menulis surat.
Jadi dhamir mutakallim maal ghair itu berarti kata ganti orang yang berbicara 'mutakallim' menunjukan arti berserta lainnya atau menunjukan arti orang banyak. Contoh adalah kata: نَحْنُ yanb berarti kami atau kita.
Dhamir ini ketika berposisi menjadi fa'il pada fi'il madhi maka ia akan berbentuk nun dan alif yang diletakan di akhir kata, dan huruf sebelum nun alif ini harus berharakat sukun, sebagaimana contoh berikut:
كَتبْنَا الرسالةَ
Kata كَتبْنَا memiliki akhiran نَا yang itu adalah dhamir mutakallim maal ghair yang berarti kami. Kami telah menulis surat. Pada saat menjadi fa'il pada fi'il mudhari maka akan menjadi huruf nun ن di awal kata seperti contoh:
نَكْتُبُ الرسالةَ Kami sedang menulis surat
Kata naktubu dimulai dengan huruf nun, dan itu adalah fail isim dhamir mutakallim maal ghair yang berarti kami atau kita.
Adapun contoh dari dhamir mukhatab sebagai fail adalah sebagaimana kata berikut ini:
أنْتَ berarti kamu (laki-laki) ditunjukan untuk seorang mukhatab dengan jenis laki-laki. Dhamir ini ketika menjadi fa'il dalam fi'il madhi akan menjadi تَ yang berharokat fathah dengan huruf sebelumnya dibaca sukun sebagaimana contoh berikut:
كَتَبْتَ الرسالةَ Kamu (laki-laki) telah menulis surat.
Huruf ta pada kata katabta itu adalah fail isim dhamir mutakallim yang berarti kamu telah melakukan pekerjaan menulis surat.
Bentuk dhamir itu dalam fiil mudhari maka akan berada di awal dengan huruf ta' juga, seperti contoh berikut:
تَكْتُبُ الرسالةَ Engkau sedang menulis surat. Dhamir ta pada awal kalimat itu adalah fail isim dhamir yang berarti kamu laki-laki sedang melakukan pekerjaan menulis.
هُوَ berarti dia (laki-laki) merupakan kata ganti untuk menyubut orang yang tidak ada dimana dalam bentuk fiil madhi dan mudhari akan berbeda. Dalam fiil madhi, kata itu tersembunyi alias tidak ditulis. Kita akan mudah memahami dengan contoh berikut:
كَتَبَ الرسالةَ Dia telah menulis surat. Kata kataba itu menyimpan dhamir هُوَ yang berarti dia telah menulis. Namun waktu berbentuk fiil mudhari akan kelihatan dengan ditambah ya, seperti contoh:
يَكْتُبُ الرسالةَ Dia sedang menulis surat. Huruf ya itu adalah dhamir untuk laki-laki yang berarti dia sedang melakukan pekerjaan menulis surat.
Untuk memahami dhamir ini secara lebih lanjut insyaAllah kangdidik.com akan membahasnya dalam bab lain secara lebih detail.
Jika kita bandingkan dengan tatabahasa Indonesia, fail itu adalah subjek atau pelaku dari sebuah perbuatan. Namun bedanya dalam bahasa Arab, fail memiliki cara baca sendiri berupa i'rab rafa dimana rafa' memiliki alamat atau tanda sendiri sesuai dengan jenis katanya. Disini kangdidik.com akan membahas tentang isim fail itu secara rinci.
Pengertian Isim Fa'il الفاعل
Kata fa'il menurut bahasa berasal dari kata الفاعل yang berarti "pelaku" atau orang yang melakukan pekerjaan. Kata itu diambil dari bentuk kata فعل sedangkan menurut ahli nahwu fa'il adalah sebagaimana berikut ini.Untuk pengertian Isim fail menurut matan Jurumiyyah didefinisikan dengan:
الفَاعِلُ هُوَ الإسْمُ المَرْفُوْعُ المَذْكُوْرُ قَبْلَهُ فِعْلُهُ
Isim Fa'il adalah isim yang dibaca rofa' dimana kata kerja atau fi'ilnya disebutkan sebelum fa'il itu sendiriDari pengertian di atas disebutkan bahwa isim fail adalah isim yang dibaca rafa karena fiil dimana fiil itu disebutkan sebelumnya.
Sama dengan pengertian di atas, dalam nadham Imrithi disebutkan:
الفَاعِلُ إِسْمٌ مُطْلَقاً قَدِ ارْتَفَعَ # بِفِعْلِهِ وَالفِعْلُ قَبْلَهُ وَقَعَ
Fa'il adalah isim mutlak dirofa'kan oleh fi'ilnya, dan fi'il (kata kerja) terletak sebelum fa'il.
Menurut pengertian lain disebutkan:
اسم مشتق من الفعل الماضي أو الفعل المضارع المبني للمعلوم للدلالة على من قام بالفعل أو للدلالة على من وقع منه الفعل.
Isim fail adalah isim yang tercetak (terbuat) dari fiil madhi atau mudhari mabni ma'lum yang menunjukkan pada seseorang yang melakukan pekerjaan atau menunjukkan pada seseorang yang menyebabkan terjadinya pekerjaan itu.Menurut definisi ini, isim fail berarti isim yang terbuat dari fiil madhi atau mudhari yang berbentuk mabni ma'lum atau pelakunya diketahui dimana pelaku itu adalah sebab dari adanya pekerjaan atau perbuatan itu sendiri. Pengertian ini dilihat dari segi ilmu sharaf karena lebih melihat dari bentuk isim menggunakan wazan فاعل.
Imam Ibnu Malik dalam Nadham Alfiyyah nya menyebutkan bahwa isim fail adalah:
اَلْفَاعِلُ الَّذِي كَمَرْفُوعَيْ أَتَى……زَيْدٌ مُنِيراً وَجْهُهُ نِعْمَ الْفَتَى
Isim fail adalah sebagaimana dua isim marfu dalam kalimatأَتَى زَيْدٌ مُنِيراً وَجْهُهُ
Zaid yang wajahnya bersinar telah datang.
Dari pengertian menurut Ibnu Malik ini, fail tidak hanya terjadi karena fiil madhi dan mudhari' saja, namun juga bisa muncul karena adanya شبه الفعل atau serupa fiil tapi bukan fiil dalam arti yang aslinya. Maksudnya شبه الفعل ini adalah kata مُنِيراً yang merafa'kan وَجْهُهُ dan kata wajhuhu ini adalah fail dari muniron itu. Pusing ya? Jangan pusing dulu, kalau pusing perhatikan saja definisi yang pertama.
Contoh Isim Fa'il الفاعل
Untuk memperjelas definisi di atas dalam memahami isim fail, mari kita lihat contoh-contoh berikut:جَاءَ زيدٌ Muhammad telah datang
Dalam kalimat di atas, kata جَاءَ adalah fi'il madhi,sedangkan زيدٌ adalah fa'il (pelaku) yang mana disebut setelah fi'il madhi. Kata fa'il di atas dibaca rofa' dengan tanda rofa'nya menggunakan dhommah karena kata zaid termasuk isim mufrod atau isim yang menunjukkan arti satu.
قَامَ الزيدان Dua zaid itu telah berdiri
Lafadz الزيدان adalah fa'il (pelaku pekerjaan berdiri), zaidani dibaca rofa' dengan tanda rofa menggunakan alif karena termasuk isim tasniyah (isim yang menunjukan arti dua).
ُجَاءَ العلماء Para ulama telah datang
Lafadz العلماء menempati kedudukan sebagai fa'il dimana kata itu adalah pelaku dari kata ja'a yang berarti datang. Kata ulama dibaca rofa' dengan tanda rofa'nya menggunakan dhommah karena termasuk jamak taksir (isim yang menunjukan arti banyak dengan bentuk yang disesuaikan dengan shighatnya).
جَاءَ المؤمنون Orang-orang mukmin telah datang
Lafadz المؤمنون adalah fa'il, dibaca rofa', tanda rofa'nya ditambah huruf wawu karena termasuk jamak mudzakkar salim (isim yang menunjukan arti banyak untuk jenis mudzakkar atau lelaki dengan menambahkan huruf wawu dan nun saat rofa atau menambahkan huruf ya dan nun di akhir kata saat nashab dan jar).
جَاءَ المُسْلِمَاتُ Para muslimah itu telah datang
Lafadz المُسْلِمَاتُ adalah fa'il, dibaca rofa', tanda rofa'nya dhommah karena termasuk jamak muannats salim (isim yang menunjukan arti banyak yang dikhususkan untuk perempuan dengan menambahkan huruf alif dan ta di akhir kata).
ُجاء زيد القائم ابنُه Zaid yang anaknya berdiri telah datang
Kata ابنُه ini dibaca rafa' karena menjadi fail dari kata القائم. Dan kata al-Qaimu ini bukan fiil tetapi memiliki makna seperti fiil karena ia termasuk syibhul fi'il atau serupa fiil. Adapun kata ibnuhu itu dibaca rafa' sebagai fail dengan alamat dhammah karena termasuk isim mufrad.
ُجاء الرجل المجهول اسمُه Seorang laki-laki yang tidak diketahui namanya telah datang
Kata اسمُه ini dibaca rafa' karena berkedudukan sebagai fail dari kata المجهول. Kata al-majhul ini adalah syibhul fiil atau serupa fiil dimana ia berlaku sebagai kata kerja yang merafa'kan kata ismuhu.
Berdasarkan dari beberapa contoh di atas kita bisa menyimpulkan bahwa isim fail itu adalah pelaku pekerjaan dimana ia harus memiliki fiil. Adapun fiil itu bisa berupa fiil biasa seperti fiil madhi, mudhari atau fiil yang serupa fiil (syibhu fi'il) berupa kata sifat seperti al-majhul dan al-qaim dalam contoh di atas.
Contoh Isim Fa'il الفاعل dalam Al-Quran
Ada banyak sekali contoh isim fail dalam al-Quran, dan berikut adalah beberapa contohnya:
1. يَكَادُ الْبَرْقُ يَخْطَفُ أَبْصَارَهُمْ
Hampir saja kilat itu menyambar penglihatan merekaKata الۡبَرۡقُ adalah isim fail dari fiil يَكَادُ.
2. وَاِذۡ قَالَ رَبُّكَ لِلۡمَلٰٓٮِٕكَةِ
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat,3. فَتَلَقّٰٓى اٰدَمُ مِنۡ رَّبِّهٖ كَلِمٰتٍ فَتَابَ عَلَيۡهِؕ
Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya,
Pembagian Isim Fa'il
Isim fail sendiri dibagi menjadi dua dari jenis nampak maupun tidaknya, yaitu fail isim dhohir (الظَاهِرُ) dan fail isim dhamir atau isim mudhmar (المُضْمَرُ).1. fail isim Dhahir (الظَاهِرُ)
Secara bahasa, kata dhahir berarti tampak. Adapun maksud dari fail isim dhahir adalah fail yang bentuknya tampak atau jelas. Dalam matan jurumiyyah disebutkan bahwa isim dhahir adalah:
مَادَلَّ عَلَى مُسَمَّاهُ بِلَا قَيِّدٍ كَزَيْدٍ وَ رَجُلٍ
fa'il dhahir adalah lafadz yang menunjukan pada apa yang disebutkan tanpa pembatasan, seperti lafadz زَيْدٌ (zaid:nama orang) dan رَجُلٌ (seorang laki-laki).Jadi isim dhahir adalah isim yang jika disebutkan maka akan menunjukkan apa yang disebutkan itu. Berikut ini adalah beberapa contoh fail berupa isim dhahir:
جاء احمد Ahmad telah datang, failnya adalah kata Ahmad
قام المسلم Seorang muslim telah berdiri, failnya adalah kata muslim
قال ابن جرير Ibnu Jarir berkata, failnya adalah kata Ibnu Jarir
رضي الله Allah meridhai, failnya adalah kata Allah
سمع الله Allah maha mendengar, failnya adalah kata Allah
Contoh-contoh di atas sudah sangat jelas tentunya bahwa fa'il dhohir adalah fa'il yang langsung disebutkan di dalam kalimat, dan langsung tertuju pada fa'il tersebut, tanpa ada perantara dan tanpa ikatan apapun.
2. Fail Isim Dhamir (ضمير) atau Mudhmar (المُضْمَرُ)
Pembagian fa'il berikutnya adalah fail isim dhamir atau juga disebut mudhmar. Kata dhamir atau mudhmar sendiri menurut bahasa berarti 'yang tersembunyi'. Adapun menurut istilah kata fa'il isim dhamir bisa kita lihat dalam matan al-jurumiyah:
مَا دَلَّ عَلَى مُتَكَلِّمٍ أَوْ مُخَاطَبٍ أَوْ غَائِبٍ
Fa'il isim dhamir atau mudhmar adalah lafadz yang menunjukan kepada kata ganti orang yang berbicara (dhamir Mutakallim), kata ganti orang yang diajak bicara (dhamir mukhatab), atau kata ganti orang yang tidak hadir (dhamir ghaib atau kata orang ketiga seperti kata dia atau mereka).
Contoh dari isim dhamir ini adalah:
قلنا Kami berkata
قلتم Kalian berkata
جئنا Kalian datang
جاء dia telah datang
ِصمت engkau perempuan berpuasa
Fail isim dhamir sendiri dibagi menjadi tiga, yaitu dhamir mutakallim atau orang yang berbicara, dhamir mukhatab atau yang diajak bicara dan dhamir ghaib atau orang ketiga.
1. Dhamir mutakallim (الضمير المتكلم)
Berarti orang yang berbicara atau pihak yang berbicara dalam bahasa indonesia adalah saya dan kita. Dengan demikian, dhamir mutakallim ini dibagi menjadi dua, yaitu mutakallim wahdah "ضمير متكلم وحده" yang berarti mutakallim sendiri atau satu dan mutakallim ma'al ghair 'متكلم مع الغير' atau mutakallim bersama yang lain.a. Dhamir Mutakallim Wahdah "ضمير متكلم وحده"
Adalah dhamir kata ganti orang yang berbicara 'mutakallim' yang menunjukan arti satu atau sendiri tanpa disertai orang lain. Contohnya adalah أنَا (saya).Dalam berlaku sebagai fail, dhamir mutakallim wahdah ini berbeda-beda bentuknya tergantung dari fiilnya. Misalnya saat menjadi fa'il pada fi'il madhi maka dhamir mutakallim wahdah berbentuk ta' ta'nits yang berharakat dhammah تُ berada di akhir fiil dan huruf sebelumnya berharakat sukun seperti contoh berikut:
كتبْتُ الرسالةَ aku telah menulis surat
Huruf تُ adalah fail isim dhamir wahdah yang berarti satu, saya atau aku dan berada pada fiil madhi.
Huruf تُ ini berganti hamzah أ pada saat bertempat pada fiil mudhari dan bertempat di awal, seperti contoh:
أًكْتُبُ الرسالةَ Aku sedang menulis surat.
b. Dhamir Mutakallim Maal Ghair "متكلم مع الغير"
Perbedaan dhamir mutakallim maal ghair dengan mutakallim wahdah sangatlah mudah. Kalau wahdah itu seperti saya aku, satu orang tapi kalau maal ghair itu seperti kami kita, yaitu banyak orang.Jadi dhamir mutakallim maal ghair itu berarti kata ganti orang yang berbicara 'mutakallim' menunjukan arti berserta lainnya atau menunjukan arti orang banyak. Contoh adalah kata: نَحْنُ yanb berarti kami atau kita.
Dhamir ini ketika berposisi menjadi fa'il pada fi'il madhi maka ia akan berbentuk nun dan alif yang diletakan di akhir kata, dan huruf sebelum nun alif ini harus berharakat sukun, sebagaimana contoh berikut:
كَتبْنَا الرسالةَ
Kata كَتبْنَا memiliki akhiran نَا yang itu adalah dhamir mutakallim maal ghair yang berarti kami. Kami telah menulis surat. Pada saat menjadi fa'il pada fi'il mudhari maka akan menjadi huruf nun ن di awal kata seperti contoh:
نَكْتُبُ الرسالةَ Kami sedang menulis surat
Kata naktubu dimulai dengan huruf nun, dan itu adalah fail isim dhamir mutakallim maal ghair yang berarti kami atau kita.
b. Dhamir Mukhatab (الضمير المخاطب) Orang Yang Diajak Bicara
Dhamir mukhatab adalah kata ganti orang yang diajak bicara atau lawan bicara dimana dalam bahasa Indonesianya berarti kamu, anda atau kalian. Dalam bahasa Arab, dhamir ini berbeda bentuknya antara laki-laki dan perempuan dimana untuk menguasainya perlu menguasai jenis-jenis bentuk dhamir.Adapun contoh dari dhamir mukhatab sebagai fail adalah sebagaimana kata berikut ini:
أنْتَ berarti kamu (laki-laki) ditunjukan untuk seorang mukhatab dengan jenis laki-laki. Dhamir ini ketika menjadi fa'il dalam fi'il madhi akan menjadi تَ yang berharokat fathah dengan huruf sebelumnya dibaca sukun sebagaimana contoh berikut:
كَتَبْتَ الرسالةَ Kamu (laki-laki) telah menulis surat.
Huruf ta pada kata katabta itu adalah fail isim dhamir mutakallim yang berarti kamu telah melakukan pekerjaan menulis surat.
Bentuk dhamir itu dalam fiil mudhari maka akan berada di awal dengan huruf ta' juga, seperti contoh berikut:
تَكْتُبُ الرسالةَ Engkau sedang menulis surat. Dhamir ta pada awal kalimat itu adalah fail isim dhamir yang berarti kamu laki-laki sedang melakukan pekerjaan menulis.
c. Dhamir Ghaib (الضمير الغيب)
Berbeda dengan dhamir sebelumnya, dhamir ghaib itu adalah dhamir untuk kata ganti orang ketiga seperti dia dan mereka. Berikut ini adalah contohnya:هُوَ berarti dia (laki-laki) merupakan kata ganti untuk menyubut orang yang tidak ada dimana dalam bentuk fiil madhi dan mudhari akan berbeda. Dalam fiil madhi, kata itu tersembunyi alias tidak ditulis. Kita akan mudah memahami dengan contoh berikut:
كَتَبَ الرسالةَ Dia telah menulis surat. Kata kataba itu menyimpan dhamir هُوَ yang berarti dia telah menulis. Namun waktu berbentuk fiil mudhari akan kelihatan dengan ditambah ya, seperti contoh:
يَكْتُبُ الرسالةَ Dia sedang menulis surat. Huruf ya itu adalah dhamir untuk laki-laki yang berarti dia sedang melakukan pekerjaan menulis surat.
Untuk memahami dhamir ini secara lebih lanjut insyaAllah kangdidik.com akan membahasnya dalam bab lain secara lebih detail.