Mengapa al-quran diturunkan secara berangsur-angsur? Apa Hikmahnya?
Mengapa al-quran diturunkan secara berangsur-angsur? Al-Qur’an merupakan kalam Allah Swt yang diturunkan oleh Allah kepada nabi Muhammad Saw melalui malaikat Jibril. Al-Quran adalah sebagaimana kitab-kitab terdahulu diturunkan untuk memberikan petunjuk bagi umat manusia.
Ada perbedaan yang sangat jelas antara al-Quran dengan kitab-kitab yang terdahulu, yaitu salah satunya dalam segi cara penurunan. Jika Injil diturunkan kepada nabi Isa dalam sekali waktu, maka al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw dalam kurun waktu 23 tahun.
Lalu kenapa al-Quran diturunkan secara berangsur-angsur dan bertahap? Kenapa al-Quran tidak diturunkan sekaligus? Apa hikmah diturunkannya al-Quran secara berangsur-angsur.
Hikmah Mengapa Al Quran diturunkan secara berangsur angsur tidak diturunkan secara sekaligus?
Jika ada pertanyaan seputar Mengapa Al Quran diturunkan secara berangsur angsur tidak diturunkan secara sekaligus? Mengapa al-Quran turun secara bertahap? Mengapa al-Quran tidak diturunkan sekali saja dalam satu kitab? Maka jawabannya adalah seperti berikut ini.
Allah menurunkan Al-Qur’an kepada Rasulullah tidak langsung dalam sekali jadi Al-Qur’an, namun dilakukan secara berangsur-angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Hal ini karena menurut tuntutan peristiwa yang melatarinya.
Setiap ayat yang diturunkan oleh Allah adakalanya berdasarkan suatu peristiwa tersirat jawaban hikmah di dalamnya. Ada banyak sekali hikmah mengapa al-Quran diturunkan secara berangsur-angsur dan tidak diturunkan dalam satu waktu sekaligus. Di antara hikmahnya adalah:
1. Al-Quran Turun Bertahap Untuk menguatkan dan meneguhkan hati Rasulullah Saw
Allah memang menyengaja untuk menurunkan Al-Qur’an secara berangsur-angsur, karena ini bertujuan untuk meneguhkan hati Rasulullah Saw. Hal ini dikarenakan bahwa wahyu yang turun secara bertahap sesuai dengan adnaya peristiwa, kondisi dan situasi yang mengiringinya, tentu akan lebih kuat menancap dan terkesan di hati orang yang wahyu tersebut yakni Rasulullah.
Dalam al-Quran memang disebutkan tentang alasan turunnya al-Quran secara bertahap agar hati Rasul menjadi kuat dan teguh sesuai dengan firman Allah pada QS. Al Furqaan ayat 32 yang artinya:
Orang-orang kafir berkata, kenapa Qur’an tidak turun kepadanya sekali turun saja? Begitulah, supaya kami kuatkan hatimu dengannya dan kami membacanya secara tartil (teratur dan benar).
2. Al-Quran Turun Bertahap Sebagai mukjizat Dan Tantangan Bagi Orang Kafir
Al-Quran diturunkan secara bertahap tujuannya tidak lain adalah salah satunya untuk menantang orang-orang kafir yang mengingkari Al-Qur’an.
Banyak sekali tantangan yang dihadapi oleh Rasulullah SAW, termasuk beragam pertanyaan yang tujuannya adalah memojokkan Rasulullah dan mencari kesalahan beliau. Orang-orang yang ingkar tersebut menanyakan beberapa hal yang sulit seperti tentang alam ghoib, masalah haid, masalah hilal/ bulan sabit, hingga urusan ruh, serta hal-hal yang sangat rumit.
Maka dalam QS. Al-Furqan/25 : 33, Allah berfirman yang artinya:
Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya.
Dengan demikian, turunnya al-Quran berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang sulit itu adalah sebagai petunjuk bahwa al-Quran mampu menjawab semuanya, dan nyatalah orang-orang yang ingkar mengetahui bahwa al-Quran berasal dari Allah.
3. Al-Quran turun Berangsur-angsur Supaya mudah dihafal dan dipahami
Bayangkan jika al-Quran yang tebal itu turun dalam satu waktu, maka para sahabat pasti kesulitan dalam menghafal, mempelajari isinya. Namun Allah Maha Bijak sehingga al-Quran diturunkan secara berangsur-angsur agar setiap ayat mudah dipahami dan diamalkan.
Hal ini karena memang dalam turunnya al-Quran secara berangsur itu ada tujuan utama yakni memelihara ayat-ayat-Nya. Dengan berangsur-angsur itulah pemahaman terhadap setiap ayat yang baru turun dapat dicerna dengan baik serta mudah untuk dihafalkan. Jika ada masalah para sahabat pun bisa langsung menanyakannya kepada Nabi.
4. Turunnya al-Quran secara berangsur mampu Memberi solusi hukum
Wahyu al-Quran yang turun mampu membawa solusi terhadap umat dengan cara diturunkan secara bertahap. Contohnya dalam hal ini adalah tentang masalah penghapusan beberapa tradisi Arab seperti minum-minuman keras.
Sangat sulit sekali untuk menghapus tradisi minum-minuman keras itu karena memang sudah menjadi tradisi yang mengakar daging. Namun karena ayat tentang larangan minum minuman keras itu turun secara bertahap, masyarakat Arab pun tidak kaget dan lama-kelamaan namun pasti bisa meninggalkan tradisi itu.
5. al-Quran turun secara bertahap adalah bukti bahwa al-Quran berasal dari Allah
Dengan turunnya al-Quran secara bertahap, Sebagai bukti bahwa al-Quran bukan rekayasa nabi atau manusia biasa. Akan tetapi benar-benar wahyu dari Allah SWT yang telah menciptakan segala yang ada di dunia ini.
Buktinya adalah bahwa al-Quran yang sangat tebal itu tidak terdapat ayat yang bertentangan isinya. Jika al-Quran berasal dari manusia pasti akan ada pertentangan di dalamnya, misalnya satu ayat mengatakan A namun ayat lain memungkirinya.
Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Surat An-Nisa Ayat 82 berikut:
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ ٱلْقُرْءَانَ ۚ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِندِ غَيْرِ ٱللَّهِ لَوَجَدُوا۟ فِيهِ ٱخْتِلَٰفًا كَثِيرًا
Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.
Apa Itu al-Quran?
Al-Quran merupakan kalam Allah Swt yang diturunkan kepada Nabi Muhammad dengan membawa pesan hidayah kepada umat manusia. Umat muslim jika ingin selamat dunia akhirat maka harus berpegang teguh kepada al-Quran dan hadis.
Untuk mendapatkan informasi lebih lengkap tentang al-Quran ini anda bisa membacanya di sini: Apa itu al-Quran? Apa yang dimaksud dengan al-Quran?
Al-Quran banyak dibaca oleh umat Islam setiap harinya, seorang muslim pasti membacanya semisal dalam shalat ada bacaan al-Fatihah. Dengan membaca al-Quran dengan artinya, seorang muslim tidak hanya akan mendapatkan hidayah kebenaran namun juga syafaat di akhirat kelak.