Adab-adab Berhubungan Suami Istri Dalam Islam
Adab-adab Berhubungan Suami Istri Dalam Islam? Islam adalah agama yang mengatur segala aspek termasuk pernikahan dan hubungan suami istri. Islam memberi aturan tersebut agar umat Islam mampu mendapatkan kehidupan yang tenang dan damai penuh berkah.
Salah satu aturan Islam dalam hubungan suami istri dan pernikahan adalah aturan tentang adab-adab berhubungan suami istri. Lalu apa saja adab-adab berhubungan suami istri dalam Islam?
Berhubungan Intim Suami Istri Dalam Islam
Hubungan intim suami dan istri dalam Islam adalah ibadah, sehingga hubungan intim itu pun harus dilakukan sesuai dengan ajaran Islam. Mungkin bisa jadi kita bertanya-bertanya, bagaimana hubungan seksual antara suami dan istri bisa menjadi sebuah amal ibadah?
Jawaban atas pertanyaan ini secara jelas tertuang dalam hadits Nabi Saw. bahwa dalam hubungan suami istri, yaitu hubungan dengan pasangan yang sah, itu sedekah. Dan kita semua tahu bahwa sedekah adalah tindakan ibadah yang sangat dihargai dalam Islam.
Hal tersebut sesuai dengan penjelasan Rasulullah Saw. dalam hadis berikut:
وَفِى بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ ». قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيَأْتِى أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُونُ لَهُ فِيهَا أَجْرٌ قَالَ أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِى حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِ فِيهَا وِزْرٌ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِى الْحَلاَلِ كَانَ لَهُ أَجْرٌ
“Hubungan badan antara kalian (dengan isteri atau hamba sahaya kalian) adalah sedekah. Para sahabat lantas ada yang bertanya pada Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Wahai Rasulullah, apakah dengan kami mendatangi istri kami dengan syahwat itu mendapatkan pahala?’ Beliau menjawab, ‘Bukankah jika kalian bersetubuh pada yang haram (berzina), kalian mendapatkan dosa. Oleh karenanya jika kalian bersetubuh pada yang halal, tentu kalian akan mendapatkan pahala.’” (HR. Muslim).
Meskipun berhubungan intim antara suami istri bernilai pahala, namun hubungan intim itu pun tak bisa sembarangan. Ada adab dan aturan tertentu supaya hubungan intim itu berbeda dengan hubungan intim makhluk lainnya seperti hewan.
Adapun adab-adab dalam berhubungan intim itu harus sesuai dengan tuntunan al-Quran dan hadis Rasulullah Saw. Berhubungan intim antara suami istri tersebut harus dipraktekkan dalam bingkai Alquran yang banyak mengajarkan tentang cinta dan kasih sayang.
Dalam al-Quran disebutkan:
وَمِنْ ءَايَٰتِهِۦٓ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَٰجًا لِّتَسْكُنُوٓا۟ إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (QS. Ar-Rum: 21).
Nabi Saw. pun bersabda: “Orang-orang beriman yang paling sempurna adalah yang paling sempurna akhlaknya; dan sebaik-baik kalian adalah yang terbaik akhlaknya terhadap istrinya. ” (Tirmidzi, Ibn Hibban).
Dalam hadits lain disebutkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda:
خيركم خيركم لأهله، وأنا خيركم لأهلي
“Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik sikapnya terhadap keluarga. Dan aku adalah yang terbaik di antara kalian terhadap keluargaku.” (HR Ibnu Majah)
Dari hadis-hadis itulah kita tahu bahwa adab suami istri dalam berhubungan intim memiliki peran yang penting dalam beragama. Dan pastinya hal itu akan mendatangkan kebahagiaan dalam rumah tangga.
Adab dan Cara Berhubungan Intim Suami Istri Istri Dalam Islam
Ketika ada niat dari istri dan suami untuk melakukan hubungan seksual, hal berikut harus dilakukan:
1. Berdoa Sebelum Berhubungan Intim
Sebelum berhubungan intim hendaknya suami istri membaca doa sebagaimana disebutkan dalam hadis nabi berikut ini:
لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَأْتِىَ أَهْلَهُ فَقَالَ بِاسْمِ اللَّهِ ، اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ ، وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا . فَإِنَّهُ إِنْ يُقَدَّرْ بَيْنَهُمَا وَلَدٌ فِى ذَلِكَ لَمْ يَضُرُّهُ شَيْطَانٌ أَبَدًا
“Jika salah seorang dari kalian ingin berhubungan intim dengan istrinya, lalu ia membaca do’a: [Bismillah Allahumma jannibnaasy syaithoona wa jannibisy syaithoona maa rozaqtanaa], “Dengan (menyebut) nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari (gangguan) setan dan jauhkanlah setan dari rezki yang Engkau anugerahkan kepada kami”, kemudian jika Allah menakdirkan (lahirnya) anak dari hubungan intim tersebut, maka setan tidak akan bisa mencelakakan anak tersebut selamanya” (HR. Bukhari).
Dari hadis di atas kita bisa mengetahui bahwa doa sebelum berhubunga intim itu sangatlah penting sekali. Sebab dengan doa itu, kita akan terhindar dari gangguan syetan. Dan anak yang lahir dari hubungan tersebut tidak akan pernah bisa dicelakakan oleh syetan.
2. Bercumbu Dengan Pasangan Adalah Adab Yang Penting Dalam Berhubungan Intim
Saat berhubungan intim hendaknya suami istri melakukan foreplay atau pemanasan dan tidak terburu-buru. Imam Ibn al-Qayyim menyebutkan dalam kitabnya yang berjudul “Tibb al-Nabawi” bahwa Nabi Saw. melarang melakukan hubungan suami istri sebelum melakukan foreplay atau pemanasan.
Foreplay atau pemanasan antara pasangan sebelum benar-benar melakukan hubungan seksual sangat penting, Dan hal tersebut merupakan modal yang penting untuk bisa mendapatkan pernikahan yang bahagia dan sejahtera.
Suami harus bisa membangkitkan gairah istrinya sebelum berhubungan suami istri. Sungguh egois bagi suami kalau dirinya menyalurkakan hasrat seksualnya, sementara istrinya merasa tidak puas dari hubungan tersebut.
Kegagalan dalam memuaskan istri bisa berakibat buruk pada pernikahan seseorang. Itu sebabnya nabi melarang hubungan suami istri tanpa pemanasan, untuk menjamin dan melindungi kenikmatan dan hak istri di tempat tidur.
Islam mengakui kebutuhan wanita akan cinta, kasih sayang, dan pemanasan. Wanita cenderung ingin supaya lebih mendapatkan suasana romantis daripada pria. Wanita suka mendengar kata-kata yang lembut, dipuji, merasa diperhatikan, menjadi perhatian utama suami mereka. Itulah sebabnya nabi melarang melakukan hubungan seksual sebelum pemanasan.
Dalam Islam, wanita berhak untuk dipuaskan oleh suaminya di tempat tidur. Islam menekankan pentingnya kepuasan yang bersifat timbal balik antara pasangan dalam pernikahan. Dalam al-Quran disebutkan:
أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلَى نِسَائِكُمْ هُنَّ لِبَاسٌ لَكُمْ وَأَنْتُمْ لِبَاسٌ لَهُنَّ
“Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan istri-istri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. (Q.S. Al-Baqarah[2]: 187)
Ibn `Abbas, Mujahid, Sa`id bin Jubayr, Al-Hasan, Qatadah, As- Suddi dan Muqatil bin Hayyan berkata bahwa ayat di atas berarti, “Istrimu adalah tempat peristirahatan bagimu dan kamu untuk mereka.” Ar-Rabi` bin Anas berkata,“ Mereka adalah penutupmu dan kamu adalah penutup mereka.”
Singkatnya, Istri dan suami adalah pasangan yang mesra dan harusnya suami istri sama-sama menikmati hubungan tersebut.
Jadi kita dengan jelas melihat bahwa hubungan intim setiap pasangan harus menjadi tempat peristirahatan bagi yang lain (dengan saling memuaskan seperti pakaian membawa kenyamanan dan kehangatan).
3. Menjauhi Hubungan Intim Saat Istri Sedang Menstruasi
Salah satu adab yang sangat penting mengenai hubungan suami istri dalam Islam adalah hendaknya menjahuhi hubungan intim selama menstruasi. Dalam al-Quran disebutkan:
وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْمَحِيضِ قُلْ هُوَ أَذًى فَاعْتَزِلُوا النِّسَاءَ فِي الْمَحِيضِ وَلَا تَقْرَبُوهُنَّ حَتَّى يَطْهُرْنَ فَإِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ أَمَرَكُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ
Dan mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah: “Haid itu adalah suatu kotoran”. Karena itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. apabila mereka telah Suci, Maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. (QS. Al-Baqarah: 222).
Meskipun demikian, tidak mengapa bercumbu dengan istri selama tidak melakukan hubungan intim. Menurut beberapa ulama, mencumbu istri dibatasi pada bagian selain antara pusar dan lutut.
4. Suami Harus Memperlakukan Istrinya Secara Baik
Termasuka adab yang sangat penting dalam hubungan suami istri adalah hendaknya suami memperlakukan istrinya dengan cara yang baik.
Dalam al-Quran Surah al-Baqarah ayat 223 disebutkan:
نِسَاؤُكُمْ حَرْثٌ لَكُمْ فَأْتُوا حَرْثَكُمْ أَنَّى شِئْتُمْ وَقَدِّمُوا لِأَنْفُسِكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّكُمْ مُلَاقُوهُ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ
Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman.
Mengenai ayat di atas, Mawlana-Abul-Ala-Mawdud mengatakan bahwa: “Petani menabur benih untuk menuai panen, tetapi ia tidak menaburnya di luar musimnya atau membudidayakannya dengan cara yang akan melukai atau menguras tanah. Ia bijaksana dan perhatian, dan tidak membuat kerusakan.”
Kata bertakwalah kepada Allah, yang artinya takutlah kepada Allah pada surah al-Baqarah ayat 223 di atas menunjukkan betapa pentingnya dalam Islam bagi suami untuk bertindak dengan cara yang benar dan penuh kasih dengan istri mereka selama berhubungan badan.
Imam al-Daylami meriwayatkan sebuah hadis dari Anas ibn Malik bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam telah berkata: “Seseorang dari kalian seharusnya tidak memenuhi kebutuhan (berhubungan intim) kepada istrinya seperti binatang, melainkan harus ada di antara mereka pemanasan untuk berciuman dan berkata-kata. ” (HR. Al-Dailami).
5. Bermesraan Bersama Istri
Suami hendaknya untuk selalu mesra bersama istri, tidak hanya pada saat berhubungan intim, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Bermesraan merupakan adab dari hubungan suami istri yang sangat berfaedah dalam kehidupan rumah tangga.
Bermesraan adalah Sunnah Nabi Saw dimana Sayyida Aisha Ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah Sw. akan mencium salah satu istrinya dan kemudian pergi untuk sholat (salat) tanpa melakukan wudu.
قبل النبى بعض نساءه ثم خرج الى الصلاة ولم يتوضا.
“Nabi Saw mencium salah seorang istrinya kemudian keluar menunaikan shalat tanpa berwudhu dahulu.” (HR Ahmad).
Dari hadis tersebut kita bisa mengetahui bahwa bermesraan dengan bentuk ciuman sangatlah penting artinya. Juga termasuk hal yang penting untuk menyapa istri saat memasuki rumah dengan ciuman dan pergi dengan ciuman. Ini adalah Sunnah dari Nabi Muhammad saw.
Oleh karena itu, tidak pantas bagi suami untuk meninggalkan rumah dengan terburu-buru bahkan tanpa menyapa istri secara pantas dengan pelukan dan ciuman, dan kemudian memasuki rumah.
6. Adab Suami Istri Saat Berhubungan Intim
Seorang suami diperbolehkan untuk berhubungan intim dengan istrinya dari arah mana pun yang dia inginkan – dari belakang atau dari depan. Tentang hal ini Allah menyebutkannya dalam ayat berikut ini:
Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. (Qs. al-Baqarah 2: 223).
Dalam hadis pun disebutkan mengenai riwayat dari Ibnul Munkadir rahimahullah, ia berkata, “Aku mendengar Jâbir bin Abdillâh berkata, “Orang-orang Yahudi, jika suami menyetubuhi istrinya dari belakang, maka anak akan lahir dengan mata juling, maka turunlah ayat: “Istri-istrimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki”. Kemudian Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ia berbaring atau tengkurap, selama masuk ke farji (kemaluan). (HR. Bukhari).
7. Menjauhi Larangan Dalam Berhubungan Intim
Adab berikutnya dalam hal berhubungan intim antara suami dan istri dalam Islam adalah dengan menjauhi larangan-larangan dalam berhubungan intim.
Salah satu larnagan tersebut adalah melakukan penetrasi pada dubur. Hal itu sebagaimana secara tegas disebutkan dalam hadis bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
مَلْعُوْنٌ مَنْ أَتَى امْرَأَةً فِيْ دُبُوْرِهَا
“Dilaknat, orang yang mendatangi perempuan pada duburnya.” (HR. Abu Dawud dan An-Nasaa’i).
8. Melakukan Wudhu Jika Hendak Berhubungan Intim Kembali
Ketika seseorang telah selesai melakukan hubungan badan dengan istrinya dan kemudian ingin berhubungan lagi, maka hendaknya dia berwudhu terlebih dahulu.
Hal ini adalah berdasarkan pernyataan Nabi saw:
إِذَا أَتَى أَحَدُكُمْ أَهْلَهُ، ثَمَّ أَرَادَ أَنْ يَقُوْدَ، فَلْيَتَوَضَّأْ بَيْنَهُمَا وُضُوْءًا.
“Jika salah seorang dari kalian telah bercampur dengan isterinya kemudian ingin mengulanginya, maka hendaklah dia berwudhu’ di antara keduanya.”
Baca Juga: Perkara atau Hal-hal yang Membatalkan Wudhu Lengkap
9. Suami Istri Mandi Bersama
Setelah berhubungan badan, boleh bagi suami dan istri untuk mandi bersama di tempat yang sama meskipun saling melihat bagian tubuhnya. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Aisyah Ra. berikut:
“Aku mandi bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dari satu bejana yang berada di antara aku dengan beliau sambil tangan-tangan kami berebutan di dalamnya. Beliau mendahuluiku sehingga aku mengatakan: ‘Sisakan untukku, sisakan untukku!’ ‘Aisyah mengatakan, bahwa keduanya dalam keadaan junub.” (HR. Bukhari).
Itulah adab-adab berhubungan intim antara suami dan istri dalam Islam. Semoga bermanfaat dan bisa menjadikan keluarga anda menjadi keluarga yang selalu dipenuhi cinta dan kasih sayang.