Ajaran Islam Tentang Harta
Ajaran Islam Tentang Harta, Manusia pasti membutuhkan harta untuk bertahan hidup dan menjalani kehidupannya dengan baik. Oleh karenanya, sudah menjadi sebuah kodrat bagi manusia untuk bekerja demi mendapatkan saku untuk hidup.
Islam pun memiliki ajaran yang erat hubungannya dengan harta karena pengelolaan yang baik terhadap harta akan bisa mendatangkan pahala yang bisa menjadi jalan menuju surga. Sebaliknya, jika pengelolaan terhadap harta itu keliru, maka seseorang bisa terjerumus ke dalam neraka.
Lalu sebenarnya bagaimana ajaran Islam tentang harta? Bagaimana harta dikelola dalam Islam? Bagaimana petunjuk Islam yang berhubungan dengan harta?
Harta Dalam Islam
Harta bisa didefinisikan sebagai segala materi yang dikumpulkan oleh seseorang yang bisa berupa barang atau manfaat.
Manusia dalam kehidupan ini memerlukan harta untuk bekal bertahan hidup. Oleh karenanya, sudah menjadi fitrah bagi manusia untuk mencari dan mengumpulkan harta. Namun dalam Islam, harta memiliki konsep tersendiri yang berbeda dengan ajaran kapitalis.
Islam memiliki aturan tersendiri yang mengatur tentang harta dan kepemilikan. Dan tujuannya tidak lain adalah demi kemaslahatan umat manusia itu sendiri. Di dalam arajan Islam, harta merupakan sesuatu hal penting dan mendapatkan perlindungan.
Dalam ajaran pokok lima maqashid syariah, disebutkan bahwa tujuan adanya syariah adalah menjaga al-maal atau harta. Bahkan orang yang mati karena membela hartanya itu termasuk orang yang mati syahid.
Islam memberikan aturan bahwa semua harta di dunia ini adalah milik Allah ta’ala. Dan manusia hanya berhak untuk memiliki secara terbatas dan berhak untuk memanfaatkannya saja.
Artinya, meskipun manusia memiliki harta, tapi dalam Islam harta itu tak sepenuhnya miliknya. Adakalanya ia harus mengeluarkan zakat, sedekah, nafkah dan lain sebagainya karena itu adalah hak dari agama.
Islam mengajarkan untuk berniaga, berdagang, mencari harta, namun tetap mengeluarkan hak-hak dari harta itu sendiri. Islam mengajarkan agar harta yang dimiliki bisa dimanfaatkan untuk beribadah.
Dengan demikian, penting sekali bagi kita umat Islam untuk mengetahui ajaran-ajaran Islam tentang harta agar harta yang kita miliki bisa bermanfaat bagi kita.
Ajaran Islam Mengenai Harta
Setidaknya ada lima Ajaran Islam yang penting tentang harta dan kekayaan yang perlu kita ketahui. Sebagai seorang Muslim kita harus berjuang setiap hari untuk beribadah agar bisa mendapatkan pahala yang akan sangat berguna bagi kehidupan kita di akhirat kelak.
Tak hanya juga melulu beribadah, kita pun juga membutuhkan materi dan kita membutuhkan harta untuk hidup. Oleh karenanya, kita pun perlu untuk bekerja dan mendapatkan uang demi bekal hidup dan beribadah lebih baik.
Baca juga: Mengapa Islam melarang pengangguran?
Lalu bagaiman sih ajaran Islam tentang harta? Berikut adalah lima ajaran penting Islam tentang harta yang perlu kita ketahui.
1. Kekayaan Boleh dicari dan dinikmati, tapi jangan biarkan hal itu mengganggu Kehidupan Kita
Kekayaan bisa memberi kita kesenangan dalam hidup, tapi juga bisa menjadi penghalang untuk melakukan hal yang benar-benar penting.
Seorang mukmin sejati ketika berurusan dengan kekayaannya, maka seharusnya dia itu merasa bahwa harta dan kekayaan itu hanyalah masalah duniawi.
Karena memang semua harta benda itu tidak akan kita bawa ke akhirat saat kita mati.
Jadi umat Islam telah diberi peringatan sebagaiman disebut di dalam Al Qur’an untuk selalu waspada terhadap keserakahan.
Jadi, silahkan memiliki harta, tapi janganlah menuhankan harta. Janganlah takut kehilangan harta. Dan janganlah harta itu melengahkan kita dari beribadah kepada Allah Swt.
Seorang Muslim seharusnya tidak menyimpan dan menimbun uang dalam jumlah besar untuk kepentingan dirinya sendiri. Sebaliknya, ia harus rela membagikannya kepada mereka yang membutuhkannya.
Harta itu memang tidak dibawa saat mati. Tapi harta bisa dibawa ke akhirat dengan cara menyedekahkannya dan menggunakannya untuk beribadah.
Dalam al-Quran surah Ar-Ruum ayat 39 disebutkan:
وَمَآ ءَاتَيْتُم مِّن رِّبًا لِّيَرْبُوَا۟ فِىٓ أَمْوٰلِ النَّاسِ فَلَا يَرْبُوا۟ عِندَ اللَّـهِ ۖ وَمَآ ءَاتَيْتُم مِّن زَكَوٰةٍ تُرِيدُونَ وَجْهَ اللَّـهِ فَأُو۟لٰٓئِكَ هُمُ الْمُضْعِفُونَ
“Dan pemberian (riba) yang kamu berikan dengan maksud supaya ia bertambah pada harta manusia maka ia tidak bertambah disisi Allah, dan pemberian zakat atau sedekah yang kamu berikan kerana menghendaki keredhaan Allah maka mereka itulah orang yang mendapat pahala berlipat ganda”
2. Jangan Mencari Harta Dengan Cara Yang Diharamkan
Seorang Muslim harus mendapatkan kekayaan mereka dengan cara yang halal dan baik. Tidak boleh bagi seorang muslim untuk memperoleh harta dengan menjual atau membeli barang-barang yang dilarang Allah.
Misalnya adalah minum-minuman keras, barang-barang untuk berjudi, dan lain sebagainya.
Juga dalam bekerja untuk mencari harta itu pun seorang muslim harus benar-benar menerapkan aturan Allah dengan tidak melakukan hal-hal yang buruk seperti menipu, mengurangi takaran, menyembunyikan aib barang dan lain sebagainya.
Dalam al-Quran Surat An-Nisa Ayat 29 disebutkan:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَأْكُلُوٓا۟ أَمْوَٰلَكُم بَيْنَكُم بِٱلْبَٰطِلِ إِلَّآ أَن تَكُونَ تِجَٰرَةً عَن تَرَاضٍ مِّنكُمْ ۚ وَلَا تَقْتُلُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.
3. Perbanyaklah untuk beramal kepada orang miskin, yatim piatu dan mereka yang membutuhkan
Kualitas beragama Islam seseorang dibangun di atas lima rukun Islam. Salah satu pilar Islam yang lima itu ada ajaran yang berkaitan dengan harta. Yaitu memberi kekayaan untuk amal, atau zakat.
Perintah untuk berzakat itu disandingkan dengan perintah shalat sebagaimana disebutkan dalam al-Quran. Hal itu menunjukkan betapa pentingnya berbagi harta kepada sesama.
لَّيْسَ ٱلْبِرَّ أَن تُوَلُّوا۟ وُجُوهَكُمْ قِبَلَ ٱلْمَشْرِقِ وَٱلْمَغْرِبِ وَلَٰكِنَّ ٱلْبِرَّ مَنْ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ وَٱلْمَلَٰٓئِكَةِ وَٱلْكِتَٰبِ وَٱلنَّبِيِّۦنَ وَءَاتَى ٱلْمَالَ عَلَىٰ حُبِّهِۦ ذَوِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْيَتَٰمَىٰ وَٱلْمَسَٰكِينَ وَٱبْنَ ٱلسَّبِيلِ وَٱلسَّآئِلِينَ وَفِى ٱلرِّقَابِ وَأَقَامَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَى ٱلزَّكَوٰةَ وَٱلْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَٰهَدُوا۟ ۖ وَٱلصَّٰبِرِينَ فِى ٱلْبَأْسَآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَحِينَ ٱلْبَأْسِ ۗ أُو۟لَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ صَدَقُوا۟ ۖ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُتَّقُونَ
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. (Qs. Al-Baqarah: 177).
Nabi Muhammad Saw. sendiri adalah seorang contoh utama yang mana beliau telah menghabiskan kekayaannya untuk amal. Rasulullah Saw. selalu memenuhi kebutuhan orang lain sebelum mengambil untuk dirinya sendiri.
Rasulullah Saw. tak pernah menolak orang yang meminta kepada-Nya. Pernah suatu ketika ada sahabat yang meminta pakaian Burdah kepada Rasulullah saw. Tanpa berpikir apapun Rasulullah Saw. pun langsung memberikannya.
Nabi Muhammad Saw. adalah sosok yang sederhana dan tidak pernah serakah. Beliau sendiri adalah seorang yatim piatu sehingga sudah terbiasa untuk hidup dalam kesederhanaan. Beliau pun juga pernah sangat kaya raya ketika menjadi pedagang pada saat muda. Namun kekayaannya itu tidak membutakan hati Rasulullah Saw.
4. Jangan takut akan kemiskinan. Allah pasti akan mencukupi rezeki
Inilah yang termasuk ajaran paling penting dalam Islam mengenai masalah harta dan kekayaan dan hal ini adalah salah satu ajaran utama dalam hal Ajaran Islam Tentang Harta. Jangan pernah takut miskin. Allah pasti mencukupi kebutuhan kita.
Di masa sebelum Islam, orang-orang kafir akan membunuh anak-anak mereka karena takut miskin. Setelah Islam datang, para sahabat yang biasa mempraktikkan tradisi ini pun mulai meninggalkannya. Dalam al-Quran disebutkan:
وَلَا تَقْتُلُوٓا۟ أَوْلَٰدَكُم مِّنْ إِمْلَٰقٍ ۖ نَّحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَإِيَّاهُمْ ۖ
dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka, Qs. al-An’am 151.
Allah adalah maha pemberi dan DIa adalah penyedia segalanya. Seorang mukmin sejati seharusnya tidak takut akan kemiskinan karena Allah pasti akan menyediakan rezeki bagi mereka. Beberapa orang bahkan mengatakan bahwa takut akan kemiskinan sama dengan tidak percaya pada Tuhan.
5. Memberikan kekayaan yang kita miliki adalah sumber kemakmuran dan kesejahteraan yang sejati
Secara matematis, kalau kita memberikan harta kita untuk beramal, maka harta kita itu akan berkurang. Tapi matematika kita ini tak berlaku dalam hal agama Islam.
Karena orang yang banyak beramal justru malah akan banyak kekayaannya. Semakin berkah dan bertambahlah kekayaannya itu.
Dalam al-Quran disebutkan:
مَّثَلُ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَٰلَهُمْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِى كُلِّ سُنۢبُلَةٍ مِّا۟ئَةُ حَبَّةٍ ۗ وَٱللَّهُ يُضَٰعِفُ لِمَن يَشَآءُ ۗ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (Qs. Al-Baqarah: 261).
Ketika seseorang menghabiskan kekayaannya di jalan Allah, maka tidak akan ada istilah pengurangan harta kekayaan. Beramal dengan harta tersebut malah meningkatkan kekayaan kita karena Allah telah berjanji bahwa Dia akan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik dan lebih besar.
Kesimpulan tentang Ajaran Islam Dalam Hal Harta
Dalam agama Islam, Kekayaan yang kita dapatkan harus selalu diperoleh dengan cara yang halal agar kita bisa menjadi seorang mukmin sejati.
Kita pun bisa menghindari jeratan rasa keserakahan dengan memberikan sedekah sesering mungkin setelah mengeluarkan harta untuk hal wajib seperti kebutuhan sehari-hari, mengembalikan hutang, dan kewajiban lainnya.
Islam mengajarkan bahwa kekayaan yang dihabiskan seorang Muslim untuk amal tidak akan pernah berkurang. Sebaliknya, kekayaan itu akan bertambah kebaikannya. Terutama kebaikan yang bisa dipetik di akhirat kelak.