Dalam Islam Tidur Yang Bagus Berapa Jam?
Dalam Islam Tidur Yang Bagus Berapa Jam? Tidur merupakan kebutuhan vital umat manusia karena dengan tidur maka tubuh bisa beristirahat untuk menjalani aktifitas berikutnya.
Tidur menurut banyak pakar berbeda-beda mengenai durasinya agar bisa mendapatkan tidur yang berkualitas. Lalu Dalam Islam Tidur Yang Bagus Berapa Jam? Berapa jam lama tidur yang baik menurut agama Islam?
Tidur Dalam Islam
Tidur merupakan kebutuhan manusia secara alami dan sudah menjadi kodrat. Manusia membutuhkan tidur untuk mengistirahatkan anggota tubuh beserta merefresh pikiran.
Tak ada manusia yang tak membutuhkan tidur. Baik raja maupun rakyat biasa, bahkan nabi pun membutuhkan tidur karena memang sudah kodratnya.
Dalam Islam, manusia yang membutuhkan tidur itu memiliki hikmah tersendiri. Salah satunya adalah bahwa butuhnya manusia untuk tidur itu adalah sebagai bukti akan lemahnya manusia. Dan Allah Sang Pencipta disifati sebagai Dzat yang tidak tidur, sehingga tak ada manusia pun yang berhak untuk mengaku sebagai tuhan.
Dalam al-Quran pun tidur dijelaskan dalam beberapa ayat dan kisah. Misalnya dalam kisah ashabul Kahfi yang mana mereka tidur selama beratus-ratus tahun dan bangun dalam keadaan yang sehat.
Tidur dalam kisah tersebut merupakan simbol dari kekuasaan Allah Swt., bahwa dengan tidur itu Allah memegang nyawa manusia sebagai bentuk penjagaan Allah. Juga hal itu menunjukkan bahwa Allah Maha Berkuasa atas segala sesuatu.
Berapa Jam Tidur Yang Ideal Menurut Islam?
Kita kembali kepada topik pembahasan kita, bahwa sebenarnya tidur yang bagus menurut Islam itu berapa jam? Kalau menurut anjuran dokter dan ilmu kesehatan modern, manusia itu perlu untuk tidur selama 8 jam sehari.
Kurang dari 8 jam sehari bisa membahayakan tubuh, begitu juga kalau terlalu berlebihan tidur. Oleh karenanya, manusia harus menerapkan pola tidur yang bagus agar bisa meraih manfaat tidur.
Lalu dalam Islam apakah ada aturan yang jelas tentang berapa jam tidur yang ideal itu? Kalau kita lihat dalam al-Quran maupun sumber hadis, tidak ada aturan baku yang menyebutkan secara jelas tentang durasi dari tidur yang bagus.
Namun dalam Islam telah dijelaskan pola tidur yang menyehatkan dan sesuai dengan anjuran Rasulullah Saw. Dalam Islam ada istilah seimbang, yaitu tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit. Hal ini pun berlaku untuk pola tidur.
Jika kita melihat dari pola tidur Rasulullah, maka Rasulullah saw. mencontohkan untuk tidak begadang dan juga menganjurkan untuk tidur pada awal malam.
Juga pada pertengahan malam maupun akhir malam Rasulullah Saw. bangun untuk melaksanakan ibadah seperti shalat.
Adapun pada siang hari, Rasulullah Saw. menganjurkan untuk melakukan qailullah atau tidur sebentar pada siang hari. Tidur pada siang hari ini sangat bermanfaat karena bisa membuat diri kita fresh setelah bekerja seharian.
Jadi kesimpulannya, tak ada waktu yang baku berapa jam tidur yang ideal menurut Islam. Namun, tidur yang bagus dalam Islam adalah tidur yang tidak banyak namun juga tidak terlalu sedikit.
Lalu Berapa Jam Harusnya Kita Tidur?
Berdasarkan pengamatan dari pola tidur Rasulullah Saw., ada yang menyebutkan bahwa Nabi itu tidak tidur lebih dari 8 jam sehari. Kita pun bisa meniru dari pola tidur Rasulullah Saw. tersebut.
Kita pun juga bisa menggunakan saran dokter apabila memang tidur 8 jam tu adalah yang terbaik bagi kita. Yang terpenting kita bisa giat beribadah dan tidak menyia-nyiakan waktu yang kita miliki. Adapun jadwalnya bisa kita sesuaikan berdasarkan kebutuhan masing-masing.
Ada pula yang mengatakan bahwa kalau kita masih muda maka hendaknya lebih menyedikitkan tidur demi memperbanyak ibadah dan belajar serta bekerja untuk meraih masa depan yang baik.
Jadi berapa jam harusnya kita tidur? itu kembali kepada kondisi masing-masing. Yang terpenting adalah seimbang dengan tidak terlalu banyak tidur dan juga tidak terlalu sedikit tidur.
Pola Tidur Ulama Pada Zaman Dahulu
Sebagaimana yang sudah kita singgung sedikit di atas, bahwasanya tidur itu harusnya berapa jam itu menyesuaikan pada kondisi masing-masing.
Adakalanya kita mungkin masih muda dan kuat maka hendaknya kita menyedikitkan tidur untuk bisa meraih impian kita dan beribadah sebanyak mungkin.
Para ulama pada zaman dahulu misalnya, mereka bahkan rela tidak tidur demi mencari ilmu dan menelaah ilmu sebanyak-banyaknya.
Bahkan para ulama itu malah tak sempat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan hidup, seperti makan, bahkan banyak yang tak menikah karena tak sempat untuk menikah demi mengabdi kepada ilmu.
Oleh karenanya, aturan tentang berapa jam untuk tidur dalam Islam itu tak ada hitungan yang baku. Waktu tidur itu disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing dan kondisi masing-masing.
Namun yang utama tetap adalah memanfaatkan waktu untuk beribadah, mencari nafkah, berusaha untuk berbuat kebaikan dan berjuang dalam agama Allah Swt. dari pada memperbanyak tidur. Wallahua’lam.