Bacaan Shalawat Fatih Latin
Shalawat Fatih
Ada banyak sekali bacaan shalawat yang bisa digunakan sebagai wirid atau doa oleh masyarakat muslim. Namun dari sekian banyaknya jenis bacaan shalawat, ada bacaan shalawat yang masyhur atau populer.
Di antara shalawat yang populer itu adalah shalawat Fatih. Sebagaimana dari namanya Fatih, yang artinya adalah “pembuka” berasal dari bahasa Arab, shalawat ini dibaca untuk wasilah kepada Allah.
Ada banyak orang muslim yang membaca shalawat Fatih untuk beragam hajat, yang mana hajat itu pada umumnya adalah memohon terbuka dari kemacetan atau situasi buntu.
Entah itu untuk rezeki yang sulit atau sulit dalam mendapatkan pekerjaan, jodoh dan lain sebagainya, maka shalawat Fatih bisa diamalkan untuk tujuan-tujuan tersebut agar tercapai.
Kandungan Khusus Shalawat Fatih
Shalawat Fatih ini sebagaimana shalawat pada umumnya ada bacaan doa dan salam kepada Rasulullah Saw. Akan tetapi yang membedakan antara shalawat Fatih dan shalwat lainnya adalah adanya doa Fatih.
Jadi dalam shalawat itu Rasulullah Saw. merupakan sosok Fatih, sosok pembuka yang mana dengan wasilah doa kepada beliau maka kita berharap agar apa yang terkuncibisa terbuka, apa yang tertutup bisa dibukakan atas izin Allah.
Adapun maksud yang tertutup itu adalah seperti rezeki maupun keinginan kita. Dengan demikianlah shalawat ini disebut dengan shalawat Fatih.
Bacaan Shalawat Fatih Latin
Berikut ini adalah bacaan Shalawat Fatih tulisan Arab, latin beserta terjemahannya. Dengan adanya tulisan latin dari shalawat Fatih ini, maka pembaca yang tidak memiliki kemampuan membaca tulisan Arab pun bisa ikut mengamalkan.
Dengan demikian, kita semua bisa mudah mengamalkan bacaan shalawat Fatih. Yang bisa membaca tulisan Arab bisa menggunakan shalawat Fatih versi tulisan Arab dan yang tak bisa membaca bahasa Arab bisa menggunakan shalawat Fatih latin.
Bacaan/Tulisan Arab Shalawat Fatih
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَالخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ وَالنَّاصِرِ الحَقَّ بِالحَقِّ وَالهَادِي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيْمٍ. صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيْمِ
Bacaan/Tulisan Latin Shalawat Fatih
Allāhumma shalli wa sallim wa bārik ‘alā sayyidinā Muhammadinil Fātihi limā ughliqa, wal khātimi limā sabaqa, wan nāshiril haqqā bil haqqi, wal hādī ilā shirātin mustaqīm (ada yang baca ‘shirātikal mustaqīm’). Shallallāhu ‘alayhi, wa ‘alā ālihī, wa ashhābihī haqqa qadrihī wa miqdārihil ‘azhīm.
Arti Shalawat Fatih
“Ya Allah, limpahkanlah shalawat, salam, dan keberkahan kepada junjungan kami, Nabi Muhammad SAW, pembuka apa yang terkunci, penutup apa yang telah lalu, pembela yang hak dengan yang hak, dan petunjuk kepada jalan yang lurus. Semoga Allah melimpahkan shalawat kepadanya, keluarga dan para sahabatnya dengan hak derajat dan kedudukannya yang agung.”
Sumber Asal Shalawat Fatih
Dikutip dari website Nuonline, bahwa Lafal shalawat fatih ini merupakan shalawat yang dinukil dari kitab Perukunan Melayu.
Dalam kitab Perukunan Melayu itu terdapat kutipan dari Syekh Al-Arif Al-Kubra yang menjelaskan tentang khasiat atas pembacaan shalawat fatih tersebut.
Kata Syekh Al-Arif Al-Kubra, “Barang siapa membaca shalawat ini seumur hidupnya sekali, niscaya ia dipelihara Allah Ta‘ala dari api neraka dan mewajibkan baginya husnul khatimah,”
Menggunakan Shalawat Fatih Untuk Amalan
Bagaimana hukum menggunakan shalawat Fatih untuk amalan doa maupun wirid? Tak masalah menggunakan shalawat apapun sebagai doa maupun dzikir.
Namun ada hal yang perlu dihindari dalam bershalawat, yaitu tidak boleh menggunakan kalimat yang tidak layak diucapkan untuk para Rasul meskipun itu adalah kalimat doa.
Kalimat itu di antaranya adalah seperti “rahimahullāh atau rahimahumullāh” (semoga Allah merahmatinya/mereka, “radhiyallāh ‘anhu atau ‘anhum” (semoga Allah meridhainya/mereka) , atau “karramallāhu wajhahū atau ‘anhum. (semoga Allah memuliakan wajahnya/mereka”
Hal ini memang derajat Rasulullah Saw. itu lebih tinggi sehingga tak layak menggunakan kalimat-kalimat di atas. Kalimat di atas itu layak digunakan untuk para sahabat atau ulama.
Batasan bacaan shalawat ini sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh Nawawi al-Bantani dalam kitabnya Kasyifatussaja, bahwa “Tidak boleh mendoakan Nabi Muhammad SAW dengan lafal yang tidak warid seperti lafal ‘Rahimahullāhu’. Tetapi lafal yang sesuai dan layak untuk para nabi dan rasul adalah lafal shalawat dan salam.”
Kapan Waktu Mengamalkan Shalawat Fatih?
Adapun waktu pengamalan shalawat Fatih itu sebagaimana shalawat pada umumnya yaitu bisa dibaca kapan saja.
Jadi shalawat itu bisa dibaca pada saat selepas shalat, pada waktu luang, pada saat tahlilan atau di majelis-majelis dzikir.
Bagi yang sudah sering membaca shalawat Fatih maka akan menghafalnya sehingga bisa menggunakannya sebagai wirid.
Bagi anda yang baru mengenal shalawat Fatih ini dan tidak mampu membaca tulisan Arabnya, maka anda bisa membaca shalawat Fatih latin.
Dengan niat yang sungguh-sungguh insyaAllah apa yang kita harapkan akan dikabulkan oleh Allah Swt. Wallahua’lam.